TAG - BLOGQ

MINERAL PAKAN

Ikan dalam komposisi zat gizinya juga membutuhkan mineral dalam campuran pakannya agar ikan dapat tumbuh dengan baik. Mineral merupakan unsur anorganik yang dibutuhkan oleh organisme perairan (ikan) untuk proses hidupnya secara normal. Ikan sebagai organisme air mempunyai kemampuan untuk menyerap beberapa unsur anorganik ini, tidak hanya dari makanannya saja tetapi juga dari lingkungan. Jumlah mineral yang dibutuhkan oleh ikan adalah sangat sedikit tetapi mempunyai fungsi yang sangat penting. Dalam penyusunan pakan buatan mineral mix biasanya ditambahkan berkisar antara 2 – 5% dari total jumlah baha baku dan bervariasa bergantung pada jenis ikan yang akan mengkonsumsinya. Walaupun sangat sedikit yang dibutuhkan oleh ikan, mineral ini mempunyai fungsi yang sangat utama dalam tubuh ikan antara lain adalah : Merupakan bagian terbesar dari pembentukan struktur kerangka, tulang, gigi dan sisik. Mineral tertentu dalam bentuk ion di dalam cairan tubuh dapat berperan untuk mempertahankan keseimbangan asam basa serta regulasi pH dari darah dan cairan tubuh lainnya. Adanya keterlibatan mineral dalam kerja sistem syaraf dan konstraksi otot Merupakan komponen penting dalam hormon, vitamin, enzim dan pigmen pernafasan atau sebagai kofaktor dalam metabolisme, katalis dan enzim aktivator. Berperan dalam pemeliharaan tekanan osmotik dan juga mengatur pertukaran air dan larutan dalam tubuh ikan. Berdasarkan banyaknya fungsi mineral dalam kehidupan ikan, maka mineral merupakan salah satu bahan yang harus ada dalam komposisi pakan ikan. Dan unsur mineral ini sangat essensial bagi kehidupan hewan, ikan dan udang. Unsur mineral essensial ini biasanya diklasifikasikan menjadi dua grup berdasarkan konsentrasinya di dalam tubuh ikan, yaitu: mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang konsentrasinya dalam tubuh organisme dibutuhkan dalam jumlah besar (lebih dari 100 mg/kg pakan kering), yaitu Calsium (Ca), Magnesium (Mg), Sodium (Na), Potassium (K), Phosphorus (P), Chlorine (Cl) dan Sulphur (S). Mineral mikro adalah mineral yang konsentrasinya dalam tubuh setiap organisme dalam jumlah sedikit(kurang dari 100 mg/kg pakan kering),yaitu : Besi (Fe), Tembaga(Cu), Mangan (Mn), Seng (Zn),Cobalt (Co), Molybdenum (Mo),Cromium (Cr), Selenium (Se),Fluorine (F), Iodine/Iodium (I), Nickel (Ni) dan lain-lain.

Calsium (Ca)
Kalsium merupakan unsur mineral makro yang didalam tubuh disimpan pada tulang, gigi dan sebagian besar pada kulit dan kerangka tubuh. Peranan dan fungsi kalsium didalam tubuh antara lain adalah sebagai komponen utama pembentuk tulang, gigi, kulit serta sisik dan memelihara ketegaran kerangka tubuh, mengentalkan darah, sebagai ”intracellular regulator” atau messenger yaitu membantu regulasi aktivitas otot kerangka, jantung dan jaringan lainnya, konstraksi dan relaksasi otot, membantu penyerapan vitamin B12, menjaga keseimbangan osmotik. Pengambilan kalsium dari perairan oleh ikan digunakan atas dasar untuk kegiatan struktural. Transpor Ca dari air oleh aliran darah ke jaringan tulang dan kulit berlangsung secara cepat. Jumlah lemak dalam pakan sangat berpengaruh dalam penyerapan Ca oleh usus. Pada kondisi abnormal, yaitu penyerapan lemak terganggu maka Ca pun akan sedikit yang diserap. Hal ini dikarenakan asam lemak yang tidak diserap akan berikatan dengan Ca dan akan terbuang dalam bentuk feses. Kandungan Ca dalam perairan sangat diperlukan untuk kehidupan ikan. Perairan dengan kandungan Ca rendah akan berdampak buruk terhadap pertumbuhan dan mengganggu adaptasi pada saat kondisi lingkungan berubah. Perairan yang kaya akan Ca akan meningkatkan toleransi terhadap temperatur dan akan mengurangi keracunan akibat menurunnya pH. Untuk perairan yang kandungan Ca rendah, pH rendah dan kandungan alumunium tinggi tidak akan dihuni oleh ikan. Kandungan Ca yang harus ada dalam pakan ikan sangat sulit untuk diterapkan secara pasti. Sebagai contoh, pada ikan rainbowtrout dengan bobot awal 1,2 g, antara ikan yang diberi Ca 0,3 g/kg dengan 3,4 g/kg ternyata tidak menunjukkan adanya perbedaan dalam pertumbuhannya yang dipelihara pada perairan dengan kandungan Ca 20 – 30 mg/l (Ogino dan Takeda, 1978). Menurut Rumsey (1977) kebutuhan Ca untuk ikan rainbowtrout pada perairan dengan kalsium rendah (3 mg Ca/l) sama saja dengan yang dipelihara pada kandungan kalsium tinggi (45 mg Ca/l) yaitu sebesar 2 g/kg dalam pakannya. Sedangkan menurut Arai et al (1975) pemberian Ca sebanyak 2,4 g/kg merupakan kebutuhan minimal yang harus dipertimbangkan, pemberian Ca sebanyak 11,5 – 14 g/kg akan berakibat buruk terhadap laju ertumbuhan.

Phosphor (P)
Phosphor adalah komponenpembentuk kerangka tubuh dimana tulang itu disusun oleh mineral P sebesar 16% dan Ca 37%. Selain itu phosphor berfungsi dalampengaktifan proses metabolisme, komponen DNA, RNA, ATP dan berbagai koenzim,pergerakan otot dan memelihara keseimbangan asam basa. Phosphor yang diserap oleh tubuh berasal dari makanan dalam bentuk ion fosfat. Penyerapan P oleh tubuh sangat bergantung kepada kandungan P dan Ca dalam pakan. Tingginya kandungan P dalam pakan akan berkorelasi terhadap peningkatan penyerapan P. Akan tetapi, penyerapan P akan semakin menurun dengan meningkatnya kandungan Ca dalam pakan. Sebagian besar kebutuhan P untuk membentuk jaringan struktur tubuh diperoleh dari pakan. Ketersediaan P dalam air akan mengganggu penyerapan P dalam pakan oleh tubuh. Pakan dengan kandungan Ca rendah dan P tinggi akan mendorong ikan untuk mengambil Ca dari lingkungan perairan. Kekurangan mineral P pada pakan ikan dapat mengakibatkan pertumbuhan terhambat, proses pembentukan tulang terganggu dan konver i pakan menjadi meningkat. Kekurangan phosphor pada ikan mas mengakibatkan pertumbuhan terganggu, nafsu makan menurun, tulang belakang bengkok dan rapuh serta kandungan lemak dalam daging meningkat. Wilson et al (1982), melakukan penelitian terhadap ikan channel catfish yang memperlihatkan bahwa peningkatan P yang tersedia dalam makanan dari 0,07% menjadi 0,54% akan meningkatkan pertambahan bobot relatif dari 135% menjadi 706% dan efisiensi pakan dari 36% menjadi 99%. Tetapi bila kandungan P terus dinaikkan sampai 1,02% maka pertumbuhan relatif akan turun dari 706% menjadi 620% dan efisiensi pakan akan turun dari 99% mejadi 90%.

Magnesium (Mg)
Magnesium merupakan kofaktor bagi semua enzim yang terlibat di dalam reaksi pemindahan fosfat (fosfokinase) yang menggunakan ATP dan fosfat nukleotida yang lain sebagai substrat. Pada hewan vertebrata kurang lebih 60% total magnesium tubuh berada dalam tulang, sebagian lagi terdapat dalam bentuk mineral yang mengkristal dan berada dalam sel jaringan lunak. Fungsi magnesium bagi ikan dan udang adalah sebagai komponen esensial dalam menjaga homeostasis intra dan ekstra seluler. Magnesium dalam tubuh diserap oleh usus halus dan hanya sedikityang dieksresikan dan hampir seluruhnya diserap secara sempurna.Penyerapan magnesium dalam tubuh dipengaruhi oleh masuknya magnesium dalam usus, waktu singgah diusus, kecepatan penyerapan air, kadar kalsium fosfat dan laktosa dalam pakan, sumber magnesium dan umur serta jenis ikan. Kandungan magnesium di dalam ikan jumlahnya relatif rendahdibandingkan dengan hewan darat. Sebagian besar magnesium, kurang lebih 65%, berada dalam kerangka tubuh ikan. Pada ikan mirror carp terdapat 340 – 3300 gram dimana kandungan terbesar terdapat pada vertebrae sebesar 1,0 – 1,6 g/kg, pada otot 200 – 267 mg/kg dan pada hati terdapat 62 – 203 mg/kg. Konsentrasi magnesium dalam perairan tawar sering tidak mencukupi untuk kebutuhan metabolisme ikan, oleh karena itu pemberian mineral magnesium pada pakan untuk pemeliharaan ikan air tawar sangat penting. Rendahnya suplai magnesium dalam pakan dapat mengakibatkan nafsu makan berkurang, pertumbuhan dan aktivitas ikan berkurang, kandungan Ca dan Mg dalam tubuh dan vertebrae akan berkurang. Selain itu ikan akan memperlihatkan keabnormalan dalam pertumbuhan tulang. Pada ikan trout telah diteliti oleh Cowey et al (1977) bahwa pertambahan bobot dan penggunaan pakan pada ikan yang diberi pakan dengan kandungan Mg sebesar 1000 mg/kg jauh lebih baik dibandingkan dengan ikan trout yang hanya diberi Mg sebesar 26 - 63 mg/kg. Perbaikan kandungan Mg dalam pakan akan berdampak terhadap peningkatan Mg dalam serum. Kekurangan Mg pada kandungan Ca 26 dan 40 g/kg akan me yebabkan penyakit nephacalcinosis dan di dalam jaringan otot akan meningkat kandungan Na yang dapat meningkatkan cairan ekstraseluler.Pada ikan rainbow trout berukuran 16 gram atau 35 gram memerlukan Mg dalam pakan sebesar 500 mg/kg.Jika kurang dari 500 mg/kg pakan maka dapat mengakibatkan pertumbuhan lambat dan pakan menjadi tidak efisien. Sedangkan pada ikan yang berukuran 21 gram yang dipelihara selama delapan minggu, kekurangan Mg dapat mengakibatkan penurunan kandungan Mg pada plasma, otot dan tulang. Berdasarkan hasil penelitian Satoh et al (1983) , pada ikan trout yang tidak ditambahkan mineral Mg pada pakan buatannya menunjukkan adanya gejala katarak sebesar 29%. Pada ikan Mas pemberian Mg sebesar 52 mg/kg dapat meningkatkan kematian sebesar 16%. Selain itu pada ikan mas yang dipelihara selama 83 hari dengan pakan kurang Mg menunjukkan peningkatan terjadinya katarak sebesar 40%. Oleh karena itu pada ikan mas diestimasi kebutuhan Mg dalam pakan berkisar antara 400 – 500 mg/kg.

Potassium (K)
Ion potassium (K) adalah elektrolit yang banyak dijumpai dalam tubuh dalam bentuk ion terdisosiasi penuh dan merupakan partikel utama yang bertanggungjawab dalam osmolaritas. Ion K ini akan mempengaruhi kelarutan protein dan komponen lainnya. Ion K ini bersama-sama dengan natrium dan klorida berperan secara fisiologis dalam memelihara keseimbangan air dan distribusinya, memelihara keseimbangan osmotik normal, memelihara keseimbangan asam basa dan memelihara iritabilitas otot.Berdasarkan hasil penelitian dari beberapa peneliti diketahui bahwa ikan air tawar dalam pemenuhan ion K tidak banyak diambil dari lingkungan perairan, namun lebih banyak diperoleh dari pakan. Apabila ion K dalam pakan kurang dari 1 mg/kg akan menyebabkan penggunaan pakan tidak efisien, pertumbuhan lambat dan kematian meningkat. Pertumbuhan ikan dapat dicapai jika pada pakan ikan mengandung ion K maksimum 800 mg/kg. Konsentrasi K dalam tubuh berkisar antara 600 – 800 mg/kg pakan.

Sodium (Na)
Sodium seperti halnya potasium sangat penting perannya dalam osmoregulasi dan keseimbangan asam basa ikan. Pada hewan darat sodium yang berasal dari makanan akan diserap oleh tubuh secara cepat dan efisien dan hanya sedikit sekali yang dikeluarkan melalui feses.Kekurangan sodium dapat mengakibatkan dehidrasi, keletihan, anoeexia dan kram otot. Pemberian sodium sebesar 2200 mg/kg pakan pada ikan rainbowtrout sudah mencukupi kebutuhan ikan tersebut terhadap sodium. Tetapi dalam percobaan Salman dan Eddy (1988) pemberian sodium sebesar 1000 –3000 mg/kg pakantidak memberikan perbedaan pertambahan bobot .

Clorin (Cl)
Clorin berperan besar dalam aktivitasosmoregulasi. Pertukaran klorin sebagian besar terjadi pada insang. Pada ikan air tawar pengambilan klorin terjadi pada kondisi medium yang hipotonik, dengan cara memompa NaCl melalui insangnya dan pengeluaran klorin dilakukan dalam bentuk urin. Pada ikan air laut pengambilan klorin dilakukan dengan cara melakukan banyak minum air laut sehingga klorin secara difusi ikut masuk kedalam tubuh ikan. Selain itu ikan air laut bisa melakukan dengan cara memompa melalui insang epithelium pada kondisi medium hipertonik. Dalam kondisi normal klorin dikeluarkan dalam bentuk urin pada jumlah yang sedikit, namun pada kondisi stres ikan banyakmengeluarkan urin sehingga kehilangan NaCl cukup besar. Klorin keluar dari tubuh melalui urin dan sedikit melalui feses. Ketersediaan Cl di dalam air sangat menguntungkan untuk kehidupan ikan agar mempunyai toleransi terhadap perubahan suhu. Pada ikan salmon yang dipelihara dengan kandungan garam 1 – 1,5% memberikan pengaruh terhadap peningkatan food intake dan transportasi. Pemberian garam pada bahan pakan dari segi manfaatnya masih diperdebatkan. Hal ini dikarenakan dari hasil penelitian memberikan hasil yang menunjukkan bahwa pemberian NaCl pada pakan berakibat buruk pada penambahan bobot. Pemberian NaCl sebanyak 3% pada pakan mengakibatkan pertambahan bobot hanya 85% dibandingkan dengan kontrol. Padapenambahan NaCl sebanyak 6% memberikan pertambahan bobot sebesar 77% sedangkan penambahan sebanyak 12% mengakibatkan pertambahan bobot sebesar 70%. Hal ini dikarenakan NaCl pada tingkatan yang tinggi diserap dalam 24 jam yang kelebihannya akan dikeluarkan kedalam perairan tawar pada sistem osmoregulasi dalam urin hipoosmotik normal, sedangkan pada ikan laut pengambilan NaCl dalam jumlah besar relatif sering terjadi pada berbagai kasus.

Besi (Fe)
Zat besi merupakan unsur mineral mikro yang paling banyak terdapat dalam tubuh ikan dan manusia. Dalam makanan terdapat dua macam zat besi, yaitu dalam bentuk heme dan non heme. Zat besi heme ditemukan dalam bentuk hemoglobin dan zat besi non heme dalam otot yang disebut myoglobin.Fungsi dan peranan zat besi dalam tubuh ikan antara lain adalah :Unsur yang sangat penting dalam pigmen darah (hemoglobin dan myoglobin) Terlibat dalam pengangkutan oksigen dalam darah dan urat daging (otot) serta pemindahan/transfer elektron dalam tubuh Unsur yang sangat penting dari variasi sistem enzim, yang meliputi enzim katalase, enzim peroxidase, enzim xantin oksidase, enzim aldehyde oxidase dan enzim succinic dehydrogenase. Ikan dapat menyerap zat besi terlarut dari air melalui insang, sirip dan kulit. Zat besi dalam bentuk tereduksi, ion Fero (Fe ++) lebih mudah diserap karena lebih mudah larut dalam cairan-cairan pencernaan. Penyerapan zat besi dalam saluran pencernaan sangat dipengaruhi oleh kadar keasaman,pH atau keasamn lambung dan bagian atas usus halus. Kekurangan zat besi pada ikan dapat membawa dampak yang merugikan bagi ikan. Pada beberapa jenis ikan memberikan dampak yang berbeda, misalnya pada ikan channel catfish dapat mengakibatkan pertumbuhan terhambat, konversi pakan rendah, nafsu makan menurun dan abnormalitas. Sedangkan pada ikan salmon, japanese eel,common carp dan red sea bream dapat mengakibatkan hypochromic microcytic anemia yaitu sel-sel darah merah berwarna lebih pucat dengan ukuran sel yang lebih besar.

Seng (Zn)
Ikan mengakumulasi seng dari dua sumber, yaitu pakan dan air, namun seng yang berasal dari pakan penyerapannya lebih efisien daripada dari air. Seng di dalam tubuh organisme sangat berperan penting sebagai kofaktor dari beberapa sistem enzim yng penting dalam proses metabolisme. Ikan dapat menyerap seng dari insang, kulit dan sirip. Seperti unsur lainnya selain diperoleh dari lingkungan perairan mineral seng perlu ditambahkan kedalam sumber makanannya agar kebutuhan ikan akan mineral seng dapat terpenuhi. Mineral seng diserap dengan bantuan proses difusidalam duodenum dan jejenum bagian atas. Zat-zat yang membantu penyerapan mineral seng antara lain adalah asam amino terutama histidin dan sistein, asam sitrat, monosakarida dan komponenkomponen EDTA.Zn untuk setiap jenis ikan berbeda. Pada ikan channel catfish dapat menyebabkan pertumbuhan menurun, nafsu makan rendah dan menurunkan tingkat serum alkaline phosphatase. Pada ikan mas menyebabkan pertumbuhan lambat, nafsu makan menurun, kematian tinggi, pengikisn pada kulit dan sirip serta menaikkan kadar besi dan tembaga diusus dan hepatopankreas. Selain itu menurut Watanabe (1988) memperlihatkan bahwa kekurangan seng pada Rainbow trout dapat menyebabkan pertumbuhan menurun, mortalitas tinggi, pengikisan pada sirip dan kulit serta katarak pada mata dan bentuk tubuh menjadi kerdil dan pendek. Pada Japanese eel akan menyebabkan bentuk tubuh yang kerdil sedangkan pada channel catfish juga menyebabkan pertumbuhan lambat serta anorexia.

Mangan (Mn)
Mangan pada ikan sangat berperan sebagai enzim aktivator untuk enzim-enzim yang menjembatani transfer dari grup phosphatase, sebagai komponen essensial dari enzim piruvate carboxylase, sebagai kofaktor atau komponen kunci dari beberapa sistem enzim, mangan essensial untuk pembentukan tulang, regenerasi sel darah merah, metabolisme karbohidrat dan siklus reproduksi. kekurangan mineral mangan pada komposisi pakan ikan untuk setiap jenis ikan biasanya berbeda, antara lain adalah ; berkurangnya pertumbuhan, struktur tulang yang tidak normal pada ikan rainbow trout, carp dan tilapia, rendahnya daya tetas dan jumla telur pada induk ikan, ataxia yaitu ketidakmampuan tubuh untuk mengkoordinasikan gerakangerakan otot secara sempurna serta menurunnya penampakan reproduksi. Kekurangan mangan pada pakan dapat dilakukan dengan menambahkan kandungan mineral mangan dalam pakan dalam bentuk mangan sulphat MnSO4) dan mangan klorida (MnCl2).

Tembaga (Cu)
Tembaga merupakan unsur essensial dari sistem oksidasireduksi-enzim dan terlibat dalam metabolisme besi. Oleh karena itu tembaga terlibat dalam sintesis hemoglobin dan produksi sel darah dan perawatannya. Tembaga dibutuhkan untuk pembentukan pigmen melanin dan pigmen pada kulit, untuk pembentukan tulang dan penghubung jaringan serta merawat keseimbangan serabut myelin dari jaringan syaraf. Mineral tembaga yang diserap oleh hewan dan ikan sangat dipengaruhi oleh jumlah dan bentuk kimiamineral tembaga yang diterima, kandungan beberapa ion metal lain dan zat-zat organik serta umur.Dampak kekurangan tembaga pada ikan sebagai organisme air jarang sekali terjadi karena mineral ini sudah cukup banyak tersedia dalam air. Pada ikan dampak mineral tembaga yang sudah diamati adalah kalau terjadi keracunan tembaga akibat terjadinya pencemaran lingkungan perairan yang dapat mengakibatkan rusaknya insang, mengurangi pigmentasi dan pertumbuhan lambat.

Cobalt (Co)
Mineral cobalt pada ikan diserap dari air disekitarnya dan masuk melalui insang. Konsentrasi cobalt yang masuk kedalam tubuh ikan sanagt dipengaruhi oleh suhu lingkungan dan konsentrasi kalsium, dimana dengan meningkatnya suhu dan kalsium dilingkungan akan meningkatkan konsentrasi cobalt. Cobalt mempunyai fungsi dan peranan pada ikan antara lain adalah merupakan komponen integral dari Cyanocobalamin (vitamin B12), sangat dibutuhkan untuk sintesa microflom pada saluran usus serta sangat penting untuk pembentukan sel darah merah dan perawatan jaringan syaraf, cobalt juga berfungsi sebagai agen kegiatan untuk sistem variasi enzim. Penyerapan mineral cobalt oleh ikan akan meningkat jika tubuh kekurangandan diserap dalam usus halus. Cobalt yang diserap secara normal tidak selalu dalam bentuk vitamin B12, hanya 1/10 – 1/12 cobalt pada tubuh dalam bentuk vitamin. Kebutuhan mineral cobalt oleh ikan berkisar antara 1 – 6 mg/kg pakan. Meningkatnya kandungan cobalt pada tubuh ikan rainbow trout dapat menyebabkan racun dan meningkatkan haemorrhages pada saluran pencernaan dan pola putih pada sel darah. Selama masa perkembangan embrio telur ikan rainbow trout kebutuhan cobalt meningkat.

Yodium (I)
Yodium adalah komponen integral dari hormon thyroid dan sangat penting untuk sintesis hormon thyroid, yaitu Triiodothyronine (T3) dan thyroxine (Tetra iodothyronine/ T4). Yodium berfungsi untuk mengatur laju metabolisme seluruh proses ke dalam tubuh. Ikan memperoleh yodium dari air melalui pompa brachial dan makanan. Jumlah total yodium yang terkandung dalam kelnjar thyroid adalah 70 – 80%. Yodium terdapat dalam saluran pencernaan dalam bentuk ion I- dan diserap secara sempurna dalam lambung dan usus,kemudian ditransport ke kelenjar thyroid dan diubah dalam bentuk yodium inorganik yaitu Monoiodotirosin, Diodotirosin, Triiodothyronine (T3) dan thyroxine (Tetra iodothyronine/ T4) serta komponen-komponen organik yang mengandung yodium. Yodium yang tertangkap oleh kelenjar thyroid akan disimpan dalam bentuk Tiraglobulin merupakan protein yang mengandung yodium.
Kebutuhan ikan akan yodium berkisar antara 1 – 5 mg/kg pakan. Dampak kekurangan yodium pada ikan brook trout mengakibatkan thyroid hyperflasia (pembengkakan pada kelenjar thyroid), bentuk tubuh kerdil dan pertumbuhan terhambat.

Selenium (Se)
Selenium adalah bagian yang melengkapi dari enzim Glutation Peroksidase yaitu suatu enzim yang merubah hydrogen peroxide dan lemak hydroperoxides ke dalam air dan lemak alkohol secara berurutan. Enzim ini berfungsi melindungi sel dari pengaruh peroxides. Enzim ini bersama-sama dengan vitamin E berfungsi sebagai antioksidan biologis yang melindungipolyunsaturated phospholipid di dalam sel dan sub sel membran dari kerusakan peroksidatif. Selenium diserap oleh ikan dari makanan dan lingkungan perairan melalui jalur gastrointestinal. Duodenum merupakan daerah penyerapan utama mineral ini dan akan berikatan pada protein dalam bentuk asam amino yang mengandung ikatan sulfur. Selenium yang berikatan dengan protein ini akan ditransport kedalam plasma darah dan jaringan lainnya. Pada ikan selenium sangat dibutuhkan untuk mencegah penyakit otot menyusut (muscular dystrophy). Kebutuhan selenium untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan memaksimalkan aktivitas glutathione peroxidase adalah 0,15 – 0,28 mg/kg untuk ikan rainbowtrout dan 0,25 mg/kg untuk ikan channel catfish. Pada ikan rainbow trout dan channel catfish kekurangan selenium pat mengakibatkan depresi pertumbuhan.











mineral,Besi (Fe), Tembaga(Cu), Mangan (Mn), Seng (Zn),Cobalt (Co), Molybdenum (Mo),Cromium (Cr), Selenium (Se),Fluorine (F), Iodine/Iodium (I), Nickel (Ni) , Calsium (Ca), Magnesium (Mg), Sodium (Na), Potassium (K), PAKAN IKAN, Phosphorus (P), Chlorine (Cl) dan Sulphur (S)


Posted by royan
Sumber: Budidaya Ikan Jilid 2 oleh Gusrina
p:237

LIPID

LIPID
Lipid adalah senyawa organik yang tidak dapat larut dalam air tetapi dapat diekstraksi dengan pelarut nonpolar seperti kloroform, eter dan benzena. Senyawa organik ini terdapat didalam sel dan berfungsi sebagai sumber energi metabolisme dan sebagai sumber asam lemak esensial yang mempunyai fungsi specifik dalam tubuh seperti untuk struktur sel dan pemeliharaan integritas membran-membran yang hidup. Fungsi lain dari lipid antara lain adalah sebagai komponen utama struktur sel, penyimpan bahan bakar metabolik, untuk mengangkut bahan bakar, sebagai pelindung dinding sel dan juga sebagai komponen pelindung kulit vertebrata. Lipid terdiri dari lemak, minyak, malam dan senyawa-senyawa lain yang ada hubungannya. Lipid merupakan komponen penting
dalam pakan ikan karena lipid dapatdijadikan sebagai sumber energi bagi ikan selain protein dan karbohidrat. Lipid berbeda dengan lemak. Perbedaan antara lemak dan minyak adalah pada titik cairnya, lemak cenderung lebih tinggi titik cairnya, molekulnya lebih berat dan rantai molekulnya lebih panjang. Oleh karena itu lipid merupakan salah satu sumber asam lemak essensial yang tidak bisa di sentesa oleh ikan. Sebagai sumber energi, lipid telah ditunjukan untuk memberikan beberapa protein untuk pertumbuhan. Lipid juga sumber penting sterol, phospolipid, dan vitamin lemak yang dapat larut. Asam lemak dari lipid mungkin juga bertindak sebagai pendahuluan pada steroid hormon dan prostaglandin.

Fungsi umum dari lipid

Fungsi yang umum adalah: Sumber energi berkenaan dengan metabolisme, adenosine triphosphate (ATP). Kandungan energi lipid berisi kira-kira dua kali lebih dari energi protein dan karbohidrat. Sumber dari asam lemak esensial (EFA) yang penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. EFA tidak bisa disintesis oleh organisme air dan akan disintesis jika jumlahnya tidak cukup untuk pertumbuhan dan harus disediakan pada pakan ikan,
misalnya : asam arachidonik(ARA), asam eicosapentaenoie (EPA), dan asam decosahexaenoic (DHA) adalah asam lemak esensial yang sangat penting di dalam pakan ikan dan krustasea. Komponen sellular yang penting dan selaput subsellular, misalnya: phospholipid dan asam lemak polyunsurated (PUFA). Sumber steroid yang melaksanakan fungsi penting seperti pemeliharaan sistem selaput, transportasi lipid dan prekursor dari hormon steroid. Asam lemak Salah satu unsur penting dari lipid adalah asam lemak. Asam lemak ini ada juga yang menyebutkan sebagai lipid dengan makna fisiologis. Berdasarkan kandungan unsurnya asam lemak mempunyai rumusan yang umum yaitu CH3 (CH2)n COOH , dimana: n variasi dari 0 sampai ke 24 dan pada umumnya suatu bilangan genap. Asam lemak diberi suatu nama umum disamping formulasi
bahan kimianya dan singkatan stenografi. Di dalam tatanama asam lemak, sebuah asam lemak di indentifikasi dengan formula: A:B n-3, A:B n-6, A:B n-9, kadang-kadang ditulis dengan huruf ?? (omega) dimana, A adalah banyaknya atom carbon dan banyaknya ikatan ganda, n-3, n-6, n-9 adalah posisi ikatan ganda dari metil berakhir pada asam lemak. Sebagai contoh tujuan kuatitatif untuk palmitoleic atau asam hexadecenoic adalah 16:l n-7 yang ini berarti bahwa asam palmitoleic mempunyai 16 karbon dan berisi pada ikatan rangkap terdapat pada posisi karbon ketujuh karbon. Berdasarkan jumlah ikatan rangkap pada asam lemak maka asam lemak dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak mengandung ikatan rangkap. Sedangkan asam lemak tidak jenuh adalah asam lemak yang mengandung satu atau lebih ikatan rangkap. Asam lemak jenuh terdiri
dari unsur Carbon dari 1 – 24 yaitu format (1), asetat (2), propionat (3), butirat (4), valerat (5), kaproat (6), kaprilat/oktanoat (8), kaprat/dekanoat (10), laurat (12), miristat (14), palmitat (16), stearat (18), arakidat (20), behenat (22), lignoserat (24). Angka yang terdapat didalam kurung merupakan jumlah atom Carbon yang terdapat pada unsur asal lemak. Pada asam lemak tidak jenuh dapatdikelompokkan kedalam enam

Kebutuhan asam lemak pada ikanAsam lemak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan ikan budidaya adalah asam lemak essensial yaitu asam lemak yang sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhan namun tubuh (hati) kurang mampu mensisntesisinya oleh karena itu harus disuplai dari pakan. Sedangkan asam lemak essensial yaitu asam lemak yang dapat disintesa oleh tubuh. Asam lemak essesial (Essensial Fatty Acid/EFA) yang sangat diperlukan ikan terdiri dari asam lemak linoleat, asam lemak linolenat, asam lemak Eicosapentanoat (EPA) dan asam lemak Dokosaheksanoat (DHA). Komposisi asam lemak di dalam ikan adalah cenderung dipengaruhi oleh faktor seperti kadar garam, suhu dan makanan. Selain itu kebutuhan asam lemak essensial untuk setiap jenis ikan berbeda antar spesies terutama antara ikan air tawar dan air laut. Komposisi lemak tubuh sangat dipengaruhi oleh pakan ikan yang mengandung lemak, walaupun penambahan lemak pada pakan sebaiknya tidak lebih 18%. Tetapi
dalam lemak pakan harusdiperhatikan apakah terdapat komposisi asam lemak essensialnya. Sumber lemak bagi ikan dapat berasal dari berbagai bahan pakan yaitu minyak hewani atau minyak nabati, keduanya telah ditemukan dan bisa digunakan dalam makanan ikan. Komposisi asam lemak dari berbagai bahan baku pakan ikan dapat dilihat pada Tabel.. Jika dibandingkan dengan minyak nabati lain atau lemak minyak ikan mengandung berbagai macam asam lemak unsaturated pada rantai karbon panjang (20 atau 22 panjangnya rantai karbon), kebanyakan dari sumber hewani memliki asam lemak dari kelompok n-3 . Rantai panjang n-3 asam lemak biasanya menyusun 1/4 - 1/3 semua asam lemak di dalam minyak ikan, sedangkan, rantai panjang asam lemak di dalam kebanyakan minyak nabati jarang melebihi 5% dan sering kurang dari 1%. Kebutuhan lipid berkenaan dengan aturan makan ikan dapat diperoleh dari profil asam Ikan memerlukan asam lemak dari kelompok n-3 dan n-6 dalam
komposisii pakannya. Jenis asam lemak yang sangat diperlukan bagi ikan budidaya adalah asam linolenat ( 18:3n-3), asam linoleat ( 18:2n-6), asam eocosapentaenoat ( EPA, 20:5n-3) dan asam docosahexaenoat ( DHA, 22: 6n-3). Kekurangan asam lemak essensial pada komposisi pakan ikan dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan dan kondisi kekurangan asam lemak essensial dalam waktu yang brekepanjangan akan menyebabkan kematian ikan budidaya. Asam lemak essensial ( EFA) kebutuhan sangat berbeda antara satu jenis ikan dengan jenis ikan yang lainnya seperti telah dijelaskan pada Tabel diatas. Pada jenis ikan rainbow trout (Oncorhynchus mykiss) memerlukan sekitar 1% 18:3n-3 dalam pakannya Kombinasi 18:3n-3 dan 18:2n-6 dalam berbagai proporsi tidak meningkatkan laju pertumbuhan atau konversi pakan ikan laut. Pada ikan karper (Cyprinus carpio), salah satu jenis ikan budidaya air tawar yang paling lama dibudidayakan di dunia memerlukan jenis asam lemak dari
kelompok kedua-duanya yaitu: 18:2n-6 dan 18: 3n-3. Selain itu komposisi asam lemak dapat memberikan pertambahan berat badan yang terbaik dan konversi pakan yang baik dengan komposisi asam lemak campuran dari1% 18:2n-6 dan 1% 18:3n-3 pada ikan belut (Anguilla japonica). Pada ikan budidaya air panas yang lain.,membutuhkan antara 18:2n-6 dan 18:3n-3, tetapi pada level 0,5%.Pada ikan Herbivora didaerah tropis seperti Nila tilapia (Tilapia nilotica) membutuhkan asam lemak n-6 ataupun lebih dari n-3. kebutuhan asam lemak dalam komposisi pakan berkisar antara 18:2n-6 atau 20:4n-6 sebanyak 0,5% . Asam lemak n-3 (n-3 HUFA) adalah asam lemak esensial dari beberapa ikan air laut seperti red sea bream (Chrysophyrs majo), dan ikan buntut kuning (Seriola quinquerodiata). Kebutuhan asam lemak polyunsaturated rantai yang panjang harus diberikan untuk menambah atom karbon atau melepas hidrogen dari pakan,
sebagian besar ikan air laut air diperairan dingin membutuhkan asam lemak n-3 (Millamena, 2002). Penelitian tentang asam lemak esensial dibutuhkan untuk ikan air panas dan spesies ikan di filiphina menunjukkan bahwa beberapa spesies membutuhkan asam lemakantara n-3 dan n-6 sementara lainnya hanya n-3. Pada ikan bandeng yang di budidayakan pada air laut dibutuhkan n-3 HUFA dan pertumbuhan yang terbaikdidapatkan dengan menggunakan antara linolenic (18:3n-3) atau n-3 HUFA sebagai sumber lipid. Ikan laut kakap pada stadia juvenil membutuhkan antara n-3 dan n-6 PUFA dengan kadar 0,5% dalam komposisi pakannya atau pada perbandingan n-3/n-6 dengan rasio 1,0. Ikan Grouper membutuhkan n-3 HUFA sekitar 1%. Pada juveniludang windu (Penaeus monodon), sekitar 2,6% dari komposisi pakan PUFAnya dapat meningkatkan pertumbuhan sedangkan komposisi
18:2n-6 lebih besar daripada 5% memiliki efek negatif pada pertumbuhan. Kemudian, spesies yang berbeda membutuhkan EFA yang berbeda dan perbedaan lebih jelas pada ikan air panas dari pada ikan air dingin. Lemak pakan yang kekurangan asam lemak essensial akan memberikan dampak negatif bagi ikan budidaya. Hal ini dikarenakan lemak pakan yang tidak mengandung EFA akan mengakibatkan penurunan kandungan lemak pada hepatopankreas ikan carp. Akumulasi lemak pada hati hewan yang kekurangan EFA dapat mengganggu biosintesis lipoprotein. Selain itu berdasarkan hasil penelitian dari Watanabe (1988) kekurangan EFA akan sangat berpengaruh terhadap spawning/pemijahan rainbowtrout dan seabream merah, hal ini dikarenakan EFA berperan penting
pada fisiologi reproduksi sebagai tokoferol pada ikan. Selain itu pada rainbowtrout dewasa yang memakan lemak kekurangan EFA pada usia tiga bulan sebelum telur matang, maka telur yang dihasilkan memiliki daya tetas yang rendah. Dengan memberikan EFA sebanyak 1% yaitu asam lemak linoleat ternyata kondisi penetasan telur dapat ditingkatkan. Dampak negatif lainnya jika kekurangan EFA pada telur ikan yang telah dibuahi maka akan terjadi perubahan bentuk/deformasi tubuh dan larva menjadi abnormal. Dengan adanya perubahan bentuk tubuh, kecacatan larva maka pertumbuhan ikan tersebut akan terlambat. Biosintesis Asam lemak Lemak yang dikonsumsi oleh ikan akan dicerna didalam lambung akan dihidrolisis menjadi monogliserida dan asam lemak bebas dengan bantuan enzim lipase dan ditambah dengan proses saponifikasi dan
emulsi oleh asam empedu danlecithin dalam empedu. Akhir hidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak. Berdasarkan studi secara invitro pada ikan layang, ikan cod dan rainbow trout enzim lipase akan menghidrolisis triaslglyserol menjadi 2-monoasilglyserol dan asam lemak bebas. Hidrolisis 2-monoasilglyserol selanjutnya akan membentuk glyserol dan asam lemak bebas. Setelah dicerna selanjutnya akan dilakukan penyerapan, seperti diketahui bahwa asam lemak merupakan produk yang tidak larut dalam air maka asam lemak yang lebih rendah dan kolin akan diserap langsung didalam mukosa usus halus. Monogliserida dan asam lemak yang tidak larut diemulsi dan dilarutkan membentuk komplek koloid yaitu misel yang masuk kedalam sel epitel. Monogliserida disintesis disel berepitel membentuk
triglyserida. Triglyserida dan sedikit fosfolipid dan kolesterol bebas akan berkombinasi membentuk Chylomicron, yaitu komplek koloid yang besarnya 0,5 – 1,5 ,Chylomicron ini diserap kedalam sistem lipatik dan selanjutnya lewat melalui kantong torakic menjadi sistem yang sistemik dan dengan cepat diangkut oleh hati dan jaringan untuk katabolisme dan cadangan energi. Rantai panjang asam lemak, gabungan triglyserida dilakukan penyimpanan pada suhu yang lama dalam bentuk energi dalam lemak atau jaringan adipose hewan. Ketika energi diperlukan dalam jumlah besar, asam lemak dipecahkan untuk menghasilkan energi.





PROTEIN, asam LEMAK, enzim, hormon,vitamin, LIPID


Posted by royan
Sumber: Budidaya Ikan Jilid 2 oleh Gusrina
p:200

LIPID

LIPID
Lipid adalah senyawa organik yang tidak dapat larut dalam air tetapi dapat diekstraksi dengan pelarut nonpolar seperti kloroform, eter dan benzena. Senyawa organik ini terdapat didalam sel dan berfungsi sebagai sumber energi metabolisme dan sebagai sumber asam lemak esensial yang mempunyai fungsi specifik dalam tubuh seperti untuk struktur sel dan pemeliharaan integritas membran-membran yang hidup. Fungsi lain dari lipid antara lain adalah sebagai komponen utama struktur sel, penyimpan bahan bakar metabolik, untuk mengangkut bahan bakar, sebagai pelindung dinding sel dan juga sebagai komponen pelindung kulit vertebrata. Lipid terdiri dari lemak, minyak, malam dan senyawa-senyawa lain yang ada hubungannya. Lipid merupakan komponen penting
dalam pakan ikan karena lipid dapatdijadikan sebagai sumber energi bagi ikan selain protein dan karbohidrat. Lipid berbeda dengan lemak. Perbedaan antara lemak dan minyak adalah pada titik cairnya, lemak cenderung lebih tinggi titik cairnya, molekulnya lebih berat dan rantai molekulnya lebih panjang. Oleh karena itu lipid merupakan salah satu sumber asam lemak essensial yang tidak bisa di sentesa oleh ikan. Sebagai sumber energi, lipid telah ditunjukan untuk memberikan beberapa protein untuk pertumbuhan. Lipid juga sumber penting sterol, phospolipid, dan vitamin lemak yang dapat larut. Asam lemak dari lipid mungkin juga bertindak sebagai pendahuluan pada steroid hormon dan prostaglandin.

Fungsi umum dari lipid

Fungsi yang umum adalah: Sumber energi berkenaan dengan metabolisme, adenosine triphosphate (ATP). Kandungan energi lipid berisi kira-kira dua kali lebih dari energi protein dan karbohidrat. Sumber dari asam lemak esensial (EFA) yang penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. EFA tidak bisa disintesis oleh organisme air dan akan disintesis jika jumlahnya tidak cukup untuk pertumbuhan dan harus disediakan pada pakan ikan,
misalnya : asam arachidonik(ARA), asam eicosapentaenoie (EPA), dan asam decosahexaenoic (DHA) adalah asam lemak esensial yang sangat penting di dalam pakan ikan dan krustasea. Komponen sellular yang penting dan selaput subsellular, misalnya: phospholipid dan asam lemak polyunsurated (PUFA). Sumber steroid yang melaksanakan fungsi penting seperti pemeliharaan sistem selaput, transportasi lipid dan prekursor dari hormon steroid. Asam lemak Salah satu unsur penting dari lipid adalah asam lemak. Asam lemak ini ada juga yang menyebutkan sebagai lipid dengan makna fisiologis. Berdasarkan kandungan unsurnya asam lemak mempunyai rumusan yang umum yaitu CH3 (CH2)n COOH , dimana: n variasi dari 0 sampai ke 24 dan pada umumnya suatu bilangan genap. Asam lemak diberi suatu nama umum disamping formulasi
bahan kimianya dan singkatan stenografi. Di dalam tatanama asam lemak, sebuah asam lemak di indentifikasi dengan formula: A:B n-3, A:B n-6, A:B n-9, kadang-kadang ditulis dengan huruf ?? (omega) dimana, A adalah banyaknya atom carbon dan banyaknya ikatan ganda, n-3, n-6, n-9 adalah posisi ikatan ganda dari metil berakhir pada asam lemak. Sebagai contoh tujuan kuatitatif untuk palmitoleic atau asam hexadecenoic adalah 16:l n-7 yang ini berarti bahwa asam palmitoleic mempunyai 16 karbon dan berisi pada ikatan rangkap terdapat pada posisi karbon ketujuh karbon. Berdasarkan jumlah ikatan rangkap pada asam lemak maka asam lemak dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak mengandung ikatan rangkap. Sedangkan asam lemak tidak jenuh adalah asam lemak yang mengandung satu atau lebih ikatan rangkap. Asam lemak jenuh terdiri
dari unsur Carbon dari 1 – 24 yaitu format (1), asetat (2), propionat (3), butirat (4), valerat (5), kaproat (6), kaprilat/oktanoat (8), kaprat/dekanoat (10), laurat (12), miristat (14), palmitat (16), stearat (18), arakidat (20), behenat (22), lignoserat (24). Angka yang terdapat didalam kurung merupakan jumlah atom Carbon yang terdapat pada unsur asal lemak. Pada asam lemak tidak jenuh dapatdikelompokkan kedalam enam

Kebutuhan asam lemak pada ikanAsam lemak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan ikan budidaya adalah asam lemak essensial yaitu asam lemak yang sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhan namun tubuh (hati) kurang mampu mensisntesisinya oleh karena itu harus disuplai dari pakan. Sedangkan asam lemak essensial yaitu asam lemak yang dapat disintesa oleh tubuh. Asam lemak essesial (Essensial Fatty Acid/EFA) yang sangat diperlukan ikan terdiri dari asam lemak linoleat, asam lemak linolenat, asam lemak Eicosapentanoat (EPA) dan asam lemak Dokosaheksanoat (DHA). Komposisi asam lemak di dalam ikan adalah cenderung dipengaruhi oleh faktor seperti kadar garam, suhu dan makanan. Selain itu kebutuhan asam lemak essensial untuk setiap jenis ikan berbeda antar spesies terutama antara ikan air tawar dan air laut. Komposisi lemak tubuh sangat dipengaruhi oleh pakan ikan yang mengandung lemak, walaupun penambahan lemak pada pakan sebaiknya tidak lebih 18%. Tetapi
dalam lemak pakan harusdiperhatikan apakah terdapat komposisi asam lemak essensialnya. Sumber lemak bagi ikan dapat berasal dari berbagai bahan pakan yaitu minyak hewani atau minyak nabati, keduanya telah ditemukan dan bisa digunakan dalam makanan ikan. Komposisi asam lemak dari berbagai bahan baku pakan ikan dapat dilihat pada Tabel.. Jika dibandingkan dengan minyak nabati lain atau lemak minyak ikan mengandung berbagai macam asam lemak unsaturated pada rantai karbon panjang (20 atau 22 panjangnya rantai karbon), kebanyakan dari sumber hewani memliki asam lemak dari kelompok n-3 . Rantai panjang n-3 asam lemak biasanya menyusun 1/4 - 1/3 semua asam lemak di dalam minyak ikan, sedangkan, rantai panjang asam lemak di dalam kebanyakan minyak nabati jarang melebihi 5% dan sering kurang dari 1%. Kebutuhan lipid berkenaan dengan aturan makan ikan dapat diperoleh dari profil asam Ikan memerlukan asam lemak dari kelompok n-3 dan n-6 dalam
komposisii pakannya. Jenis asam lemak yang sangat diperlukan bagi ikan budidaya adalah asam linolenat ( 18:3n-3), asam linoleat ( 18:2n-6), asam eocosapentaenoat ( EPA, 20:5n-3) dan asam docosahexaenoat ( DHA, 22: 6n-3). Kekurangan asam lemak essensial pada komposisi pakan ikan dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan dan kondisi kekurangan asam lemak essensial dalam waktu yang brekepanjangan akan menyebabkan kematian ikan budidaya. Asam lemak essensial ( EFA) kebutuhan sangat berbeda antara satu jenis ikan dengan jenis ikan yang lainnya seperti telah dijelaskan pada Tabel diatas. Pada jenis ikan rainbow trout (Oncorhynchus mykiss) memerlukan sekitar 1% 18:3n-3 dalam pakannya Kombinasi 18:3n-3 dan 18:2n-6 dalam berbagai proporsi tidak meningkatkan laju pertumbuhan atau konversi pakan ikan laut. Pada ikan karper (Cyprinus carpio), salah satu jenis ikan budidaya air tawar yang paling lama dibudidayakan di dunia memerlukan jenis asam lemak dari
kelompok kedua-duanya yaitu: 18:2n-6 dan 18: 3n-3. Selain itu komposisi asam lemak dapat memberikan pertambahan berat badan yang terbaik dan konversi pakan yang baik dengan komposisi asam lemak campuran dari1% 18:2n-6 dan 1% 18:3n-3 pada ikan belut (Anguilla japonica). Pada ikan budidaya air panas yang lain.,membutuhkan antara 18:2n-6 dan 18:3n-3, tetapi pada level 0,5%.Pada ikan Herbivora didaerah tropis seperti Nila tilapia (Tilapia nilotica) membutuhkan asam lemak n-6 ataupun lebih dari n-3. kebutuhan asam lemak dalam komposisi pakan berkisar antara 18:2n-6 atau 20:4n-6 sebanyak 0,5% . Asam lemak n-3 (n-3 HUFA) adalah asam lemak esensial dari beberapa ikan air laut seperti red sea bream (Chrysophyrs majo), dan ikan buntut kuning (Seriola quinquerodiata). Kebutuhan asam lemak polyunsaturated rantai yang panjang harus diberikan untuk menambah atom karbon atau melepas hidrogen dari pakan,
sebagian besar ikan air laut air diperairan dingin membutuhkan asam lemak n-3 (Millamena, 2002). Penelitian tentang asam lemak esensial dibutuhkan untuk ikan air panas dan spesies ikan di filiphina menunjukkan bahwa beberapa spesies membutuhkan asam lemakantara n-3 dan n-6 sementara lainnya hanya n-3. Pada ikan bandeng yang di budidayakan pada air laut dibutuhkan n-3 HUFA dan pertumbuhan yang terbaikdidapatkan dengan menggunakan antara linolenic (18:3n-3) atau n-3 HUFA sebagai sumber lipid. Ikan laut kakap pada stadia juvenil membutuhkan antara n-3 dan n-6 PUFA dengan kadar 0,5% dalam komposisi pakannya atau pada perbandingan n-3/n-6 dengan rasio 1,0. Ikan Grouper membutuhkan n-3 HUFA sekitar 1%. Pada juveniludang windu (Penaeus monodon), sekitar 2,6% dari komposisi pakan PUFAnya dapat meningkatkan pertumbuhan sedangkan komposisi
18:2n-6 lebih besar daripada 5% memiliki efek negatif pada pertumbuhan. Kemudian, spesies yang berbeda membutuhkan EFA yang berbeda dan perbedaan lebih jelas pada ikan air panas dari pada ikan air dingin. Lemak pakan yang kekurangan asam lemak essensial akan memberikan dampak negatif bagi ikan budidaya. Hal ini dikarenakan lemak pakan yang tidak mengandung EFA akan mengakibatkan penurunan kandungan lemak pada hepatopankreas ikan carp. Akumulasi lemak pada hati hewan yang kekurangan EFA dapat mengganggu biosintesis lipoprotein. Selain itu berdasarkan hasil penelitian dari Watanabe (1988) kekurangan EFA akan sangat berpengaruh terhadap spawning/pemijahan rainbowtrout dan seabream merah, hal ini dikarenakan EFA berperan penting
pada fisiologi reproduksi sebagai tokoferol pada ikan. Selain itu pada rainbowtrout dewasa yang memakan lemak kekurangan EFA pada usia tiga bulan sebelum telur matang, maka telur yang dihasilkan memiliki daya tetas yang rendah. Dengan memberikan EFA sebanyak 1% yaitu asam lemak linoleat ternyata kondisi penetasan telur dapat ditingkatkan. Dampak negatif lainnya jika kekurangan EFA pada telur ikan yang telah dibuahi maka akan terjadi perubahan bentuk/deformasi tubuh dan larva menjadi abnormal. Dengan adanya perubahan bentuk tubuh, kecacatan larva maka pertumbuhan ikan tersebut akan terlambat. Biosintesis Asam lemak Lemak yang dikonsumsi oleh ikan akan dicerna didalam lambung akan dihidrolisis menjadi monogliserida dan asam lemak bebas dengan bantuan enzim lipase dan ditambah dengan proses saponifikasi dan
emulsi oleh asam empedu danlecithin dalam empedu. Akhir hidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak. Berdasarkan studi secara invitro pada ikan layang, ikan cod dan rainbow trout enzim lipase akan menghidrolisis triaslglyserol menjadi 2-monoasilglyserol dan asam lemak bebas. Hidrolisis 2-monoasilglyserol selanjutnya akan membentuk glyserol dan asam lemak bebas. Setelah dicerna selanjutnya akan dilakukan penyerapan, seperti diketahui bahwa asam lemak merupakan produk yang tidak larut dalam air maka asam lemak yang lebih rendah dan kolin akan diserap langsung didalam mukosa usus halus. Monogliserida dan asam lemak yang tidak larut diemulsi dan dilarutkan membentuk komplek koloid yaitu misel yang masuk kedalam sel epitel. Monogliserida disintesis disel berepitel membentuk
triglyserida. Triglyserida dan sedikit fosfolipid dan kolesterol bebas akan berkombinasi membentuk Chylomicron, yaitu komplek koloid yang besarnya 0,5 – 1,5 ,Chylomicron ini diserap kedalam sistem lipatik dan selanjutnya lewat melalui kantong torakic menjadi sistem yang sistemik dan dengan cepat diangkut oleh hati dan jaringan untuk katabolisme dan cadangan energi. Rantai panjang asam lemak, gabungan triglyserida dilakukan penyimpanan pada suhu yang lama dalam bentuk energi dalam lemak atau jaringan adipose hewan. Ketika energi diperlukan dalam jumlah besar, asam lemak dipecahkan untuk menghasilkan energi.





PROTEIN, asam LEMAK, enzim, hormon,vitamin, LIPID


Posted by royan
Sumber: Budidaya Ikan Jilid 2 oleh Gusrina
p:200

PROTEIN % PAKAN

Kebutuhan protein pada ikan

Protein didalam tubuh sangat dibutuhkan untuk pemeliharaan, pembentukan jaringan, penggantian jaringan-jaringan tubuh yang rusak dan penambahan protein tubuh dalam proses pertumbuhan. Kebutuhan protein dalam pakan
secara langsung dipengaruhi oleh jumlah dan jenis-jenis asam amino essensial, kandungan protein yang dibutuhkan, kandungan energi pakan dan faktor fisiologis ikan (Lovel, 1989). Protein dapat juga digunakan sebagai sumber energi jika kebutuhan energi dari lemak dan
karbohidrat tidak mencukupi dan juga sebagai penyusun utama enzim, hormon dan antibodi. Oleh karena itu
pemberian protein pada pakan ikan harus pada batas tertentu agar dapat memberikan pertumbuhan yang optimal bagi ikan dan efisiensi pakan yang tinggi. Selain itu protein sangat penting bagi kehidupan karena merupakan protoplasma aktif dalam semua sel hidup dan berperan sebagai instrumen molekuler yang mengekspresikan informasi genetik, unsur struktural didalam sel dan jaringan. Protein yang dibutuhkan
ikan bersumber dari berbagai macam bahan dimana kualitas protein bahan bergantung pada komposisi asam amino. Jumlah kebutuhan protein maksimum merupakan tingkat kualitas protein yang tinggi dalam kandungan pakan yang diperlukan untuk pertumbuhan maksimum. Untuk menentukan kebutuhan protein suatu jenis ikan dapat dilakukan dengan melakukan percobaan pemberian pakan yang
akan membantu dalam penggunaan uji kandungan protein dari sumber yang nilai biologinya tinggi. Respon yang akan memberikan keuntungan dan daya tahan paling tinggi biasanya diperoleh dari komposisi pakan ikan terbaik. Protein yang terdapat dalam jaringan tubuh ikan dapat digunakan sebagai ukuran untuk menentukan kebutuhan protein. Cara ini dilakukan dengan menganalisis kandungan nitrogen dalam jaringan dengan interval dua minggu sampai tidak ada penurunan nitrogen yang tertahan pada jaringan.
Jumlah kandungan protein yang minimal dari suatu pakan untuk menghasilkan pertumbuhan maksimum sangat bergantung pada jenis ikan yang dibudidayakan. Berdasarkan penelitian beberapa spesies ikan kebutuhan kandungan protein pada ikan budidaya berkisar dari 27% sampai 60%. Sumber protein tinggi untuk ikan dapat diperoleh pada beberapa bahan baku antara lain adalah telor utuh, kasein, kombinasi kasein dan agar-agar. Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein
untuk pertumbuhan ikan yang maksimum antara lain adalah : jenis, ukuran ikan atau umur, temperatur air, protein yang berkualitas seperti yang telah dikemukanan sebelumnya dengan mengetahui komposisi asam amino. Ikan yang berukuran lebih kecil mempunyai kebutuhan protein lebih tinggi dibanding ikan yang lebih tua pada jenis ikan yang sama itu.







Kebutuhan protein pada ikan, PROTEIN, apa itu protein, asam nukleat, enzim, hormon,vitamin, asam amino essensial, pakan ikan
Posted by royan
Sumber: Budidaya Ikan Jilid 2 oleh Gusrina

ASAM AMINO

Kebutuhan asam amino essensial
dalam pakan ikan

Pakan ikan sangat dibutuhkan bagi ikan yang dibudidayakan dalam suatu wadah budidaya. Fungsi utama pakan ini adalah sebagai
penyedia energi bagi aktifitas sel-sel tubuh. Dalam tubuh ikan energi yang berasal dari pakan dipergunakan untuk proses hidupnya
yaitu tumbuh, berkembang dan bereproduksi. Dalam tubuh ikan berisi sekitar 65-75% protein pada suatu basis berat kering. Protein
sangat menentukan dalam menyusun formulasi pakan ikan. Asam amino yang berasal dari protein ini sangat diperlukan olehberbagai sel untuk membangun dan
memperbaiki jaringan rusak. Kelebihan Asam amino digunakan sebagai sumber energi atau dikonversi ke lemak. Informasi
tentang kebutuhan protein kotor ikan menjadi nilai yang menentukan dandata tentang kebutuhan asam amino
untuk setiap ikan penting karena mutu protein sangat bergantung kepada komposisi asam amino nya dan penyerapannya. Penentuan
tentang kebutuhan asam aminosangat penting karena akan sangat membantu dalam melakukan perancangan diet uji amino yang digunakan untuk menentukan kebutuhan asam amino yang diperlukan bagi ikan. Protein dalam pakan ikan akan saling keterkaitan dengan zat nutrien
lainnya, misalnya protein bersama dengan mineral dan air merupakan bahan baku utama dalam pembentukan sel-sel dan jaringan
tubuh. Protein bersama dengan vitamin dan mineral ini berfungsi juga dalam pengaturan suhu tubuh,
pengaturan keseimbangan asam basa, pengaturan tekanan osmotik cairan tubuh serta pengaturan metabolisme dalam tubuh. Oleh
karena itu ikan yang dibudidayakan harus memperoleh asam amino dari protein makanannya secara terus
menerus yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan sel dan pembentukan jaringan tubuhnya. Melalui sistem peredaran darah,
asam amino ini diserap oleh seluruh jaringan tubuh yang memerlukannya. Pertumbuhan somatik, pertumbuhan
kelanjar reproduksi, perkembangan dan pembangunan jaringan baru ataupun perbaikan jaringan yang
rusak selalu membutuhkan protein secara optimal yang terutama diperoleh dari asam-asam amino essensial yang bersumber dari
pakan ikan yang dikonsumsi. Ikan tidak mempunyai kebutuhan protein yang mutlak namun untuk menunjang pertumbuhannya ikan
membutuhkan suatu campuran yang seimbang antara asam-asam aminoesensial dan non esensial. Protein yang dibutuhkan ikan
dipengaruhi faktor-faktor yang bervariasi seperti ukuran ikan, temperatur air, kecepatan pemberian
pakan, ketersediaan dan kualitas pakan alami, kandungan energi keseluruhan yang dapat dihasilkan
dari pakan dan kualitas protein. Kualitas pakan dikatakan rendah apabila kadar asam-asam amino
esensial dalam proteinnya juga rendah. Pemilihan bahan dan komposisi bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan pakan
akan sangat menentukan kelengkapan dan keseimbangan antara asam-asam amino esensial dan tak esensial. Ikan dapat tumbuh
normal apabila komposisi asam amino esensial dalam pakan tak jauh berbeda (mirip) dengan asam amino
dalam tubuhnya. Oleh karena itu adanya variasi keseimbangan antara asam amino esensial dan non esensial dalam pakan diharapkan
dapat memacu pertumbuhan ikan. Cepat tidaknya pertumbuhan ikan ditentukan oleh banyaknya protein
yang dapat diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh sebagai zat pembangun. Oleh karena itu agar
ikan dapat tumbuh secara normal, pakan harus memiliki kandungan energi yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan energi metabolisme sehari-hari dan memiliki kandungan protein yang cukup tinggi untuk
memenuhi kebutuhan pembangunan sel-sel tubuh yang baru. Keseimbangan antara energi dan
kadar protein sangat penting dalam laju pertumbuhan, karena apabila kebutuhan energi kurang, maka
protein akan dipecah dan digunakan sebagai sumber energi. Pemakaian sebagian protein sebagai sumber energi ini akan menghambat
pertumbuhan ikan, mengingat protein sangat berperan dalam pembentukan sel baru. Pemberian pakan yang tepat dengan
kisaran nilai kalori/energi yang memenuhi persyaratan bagi pertumbuhan ikan dan dengan kandungan gizi yang lengkap akan
dapat meningkatkan nilai retensi protein. Retensi protein merupakan gambaran dari banyaknya protein
yang diberikan, yang dapat diserap dan dimanfaatkan untuk membangun ataupun memperbaiki sel-sel tubuh
yang rusak, serta dimanfaatkan bagi metabolisme sehari-hari. Dalam proses pencernaan, protein
akan dipecah menjadi bentuk-bentuk yang lebih sederhana yaitu asam amino dan dipeptida. Ada dua jenis
enzim yang terlibat dalam proses pencernaan protein, yaitu enzim endopeptidase yang berfungsi
memutuskan ikatan peptida pada rantai polipeptida dan enzim eksopeptidase yang berfungsi
memutuskan gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (-NH2) yang dimiliki protein. Asam amino
dan dipeptida dapat masuk kedalam aliran darah dengan cara transpot aktif. Kualitas protein berbeda-beda
tergantung pada jenis dan jumlah asam amino penyusunannya. Penentuan kualitas protein dapat
dilakukan dengan membandingkan komposisi asam amino esensial yang dikandung bahan makanan dengan
standar kebutuhan asam amino esensial pada hewan uji. Persentase terendah dari kandungan asam amino esensial pada makanan
terhadap pola standar tersebut dinamakan sebagai skore asam amino. Adapun yang dimaksud dengan asam amino esensial
pembatas adalah asam amino esensial yang mempunyai presentase terendah yang terkandung dalam suatu protein
bahan makanan. Dalam penyusunan komposisi bahan-bahan pembuat pakan ikan, harus diperhitungkan terlebih dahulu
kelengkapan asam amino esensial pada bahan dan kebutuhan tiap jenis ikan terhadap asam amino esensial
dan non esensial. Kebutuhan setiap jenis ikan terhadap asam amino esensial dan non esensial berbedabeda,
sehingga perlu dipertimbangkan adanya keseimbangan antara asam-asam amino esensial dan non esensial yang
terkandung pada protein bahan dasar pembuat pakan ikan tersebut.Tidak semua bahan makanan yang
merupakan sumber protein hewani maupun nabati mengalami defisiensi asam amino yang sama. Oleh
karena itu, defisiensi pada salah satu asam amino pada suatu bahan dapat disubstitusi dengan asam amino
yang sama dari bahan yang berbeda. Arginin merupakan asam amino yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan
optimal ikan muda. Disamping berperan dalam sintesia protein, arginin juga berperan dalam biosintesis urea.
Histidin merupakan asam amino esensial bagi pertumbuhan larva dan anak-anak ikan. Histidin diperlukan
untuk menjaga keseimbangan nitrogen dalam tubuh. Perubahan-perubahan konsentrasi isoleisin, leusin dan valin dalam
serum dipengaruhi oleh peningkatan kadar protein pakan. Peningkatan konsentrasi dari salah satu asam
amino berantai cabang ini, misalnya leusin, akan memberikan pengaruh pada konsentrasi isoleisin dan valin
dalam serum. Pengamatan ini memberikan indikasi leisin mungkin mampu mempermudah jaringan tubuh dalam menyerap asam-asam
amino berantai cabang. Lisin merupakan asam amino esensial pembatas dalam protein nabati. Defisiensi lisin dalam pakan
ikan dapat menyebabkan kerusakan pada sirip ekor (nekrosis), yang apabila berkelanjutan dapat menyebabkan terganggunya
pertumbuhan. Tingkat penggunaan lisin dipengaruhi oleh kadar arginin, urea dan amonia. Ketika terjadi
degradasi arginin, maka penggunaan lisin akan meningkat. Metionin (essensial) dan sistein (non
essensial) merupakan asam amino yang mengandung sulfur. Sistein mampu mereduksi sejumlah metionin
yang diperlukan bagi pertumbuhan optimal. Kebutuhan metionin pada ikan biasanya berkaitan dengan
kadar metionin dalam serum dan kadar makanan yang dicerna. Metionin juga merupakan asam amino pembatas dalam beberapa
bahan makanan sumber protein nabati. Defisiensi metionin dapat mengakibatkan penyakit katarak pada rainbow trout.
Fenil alanin (essensial) dan tirosin (non essensial) keduanya mempunyai struktur kimia yang mirip
sehingga keduanya bisa saling menggantikan. Fenil alanin dantirosin diklasifikasikan sebagai asam
amnino aromatik. Keduanya diperlukan dalam jumlah yang cukup untuk mendorong sintesis protein
dan fungsi-fungsi fisiologis lain pada ikan. Ikan mampu dengan segera mengubah fenil alanin menjadi tirosin
atau menggunakan tirosin untuk melakukan metabolisme yangdiperlukan bagi asam amino fenil alanin tersebut. Oleh karena itu untuk menentukan kebutuhan asam
amino aromatik khususnya fenil alanin, dalam pengujian haruslah digunakan bahan pangan tanpa
tirosin atau berkadar tirosin rendah. Triptofan merupakan asam aminopembatas dalam bahan makanan
sumber protein nabati. Defisiensi triptofan pada ikan salmon menyebabkan lordosis dan skoliosis
sedangkan pada ikan rainbow trout menyebabkan nekrosis pada sirip ekor, kerusakan pada operculum insang dan katarak pada mata.
Selain menyebabkan penyakit pada mata, defisiensi triptopan juga akan meningkatkan kadar kalsium, magnesium, sodium dan potasium dalam ginjal dan hati ikan. Kebutuhan asam amino essensial
dan nonessensial pada ikan sangat ditentukan oleh jenis bahan baku pembuatan pakan. Hal ini dapatmengakibatkan kekurangan asam
amino esensial yang disebabkan oleh penggunaan komposisi pakan yang kandungan proteinnya sedikit
atau tidak mencukupi kebutuhan asam amino esensial. Dapat juga disebabkan adanya bahan kimia
yang dapat mempengaruhi komposisi pakan, pemanasan yang berlebih saat pembuatan pakan dan penguapan dari pakan tersebut.
Ketidakseimbangan asam amino kaitannya dengan asam amino yang saling bertentangan atau asam
amino yang berbahaya yang dapat menyebabkan pertumbuhan pada ikan tidak optimal. Pertentangan asam amino terjadi ketika asam amino yang diberikan melebihi jumlah yang dibutuhkan. Hal ini dapat meningkatkan kebutuhan asam amino lain yang serupa. Contohnya adalah pertentangan leucin dengan isoleucin dan arginin dengan lisin yang diamati pada
beberapa jenis ikan. Asam amino bersifat racun apabila diberikan dengan jumlah yang berlebih. Efek negatif yang ditimbulkan tidak dapat diperbaiki dengan penambahan asam amino ke dalam komposisi
pakan. Di dalam perumusan komposisi pakan, komposisi pakan yang direkomendasikan tentang asam amino esensial harus dengan hatihati dalam memilih dan mengkombinasikan dua atau lebih
sumber protein. Keterbatasan kandungan asam amino dalam salah satu sumber asam amino dapat dilengkapi dengan sumber lain yang
melimpah dengan kandungan asam amino yang sama sehingga menjadi suatu pakan ynag lebih baik. Cara lain untuk mengetahui kebutuhan
asam amino esensial dari suatu organisme adalah dengan penambahan pada komposisi pakan dengan asam amino L kristal.
Pelarutan nutrisinya dapat diperkecil dengan penggunaan pakan yangmengandung air stabil sehingga
dapat menghemat penggunaan pengikat atau memanfaatkannya dalam praktek pemberian pakan. Sejauh ini kebutuhan asam amino
Kebutuhan asam amino pada ikanseperti tabel diatas diperoleh dengan cara melakukan penelitian. Menurut
Millamena (2002) ada dua metoda yang digunakan untuk menentukan apakah suatu asam amino tersebut termasuk dalam kelompok asam
amino essensial dan non essensial yaitu: Metoda pertumbuhan & Metoda radio isotop. Metoda pertumbuhan digunakan oleh
Halver (1957) untuk mengetahui penggunaan satu rangkaian asam amino diet uji yang berisi kristal Lamino sebagai sumber nitrogen.
Pakan dirumuskan berdasarkan pada pola asam amino seperti protein telor ayam utuh, protein telor ikan Chinook, atau kantung kuning
telur ikan Chinook. Untuk sepuluh amino, percobaan dilakukan dengan melakukan pemberian pakan dengan menggunakan pakan dasar yang
berisi semua asam amino dan pakan uji yang tidak mengandung asam amino. Ikan uji dilakukan penimbangan berat badan setiap dua
kali untuk mengukur pertumbuhan dan mengetahui pengaruh pakan uji tersebut. Selain itu sampel ikan uji
juga diberi pakan yang kekurangan asam amino untuk melihat pertumbuhan yang terjadi dan dibandingkan dengan ikan yang
diberi pakan dengan asam amino yang lengkap, setelah itu penyelidik menggunakan suatu diet test serupa untuk menentukan asam amino esensial yang lain pada ikan. Pada Metoda rasio isotop yang
digunakan oleh Cowey et al. (1970), ikan uji disuntik secara intraperitoneal dengan menggunakan
radio aktif yang diberi label 14C glukosa dan dibiarkan hidup dengan mengkonsumsi pakan alami selama 7 hari. Ikan uji kemudian dimatikan
dan dibuat larutan yang homogen dan melakukan isolasi protein. Dari hasil isolasi tersebut kemudian
protein tersebut dilakukan hidrolisasi dan asam amino yang diperoleh dipisahkan dengan menggunakan
peralatan chromatografi dan menghitung radio aktifitas.








PROTEIN, apa itu protein, asam nukleat, enzim, hormon,vitamin, asam amino essensial, pakan ikan
Posted by royan
Sumber: Budidaya Ikan Jilid 2 oleh Gusrina

KARBOHIDRAT

Karbohidrat merupakan salah satumakro nutrien dan menjadi
sumber energi utama pada manusia dan hewan darat. Pada ikan, tingkat
pemanfaatn karbohidrat dalam pakan umumnya rendah pada khususnya
hewan karnivora, karena pada ikan sumber energi utama adalah
protein. Ikan karnivora lebih sedikit mengkonsumsi karbohidrat
dibandingkan dengan omnivora dan herbivora. Selain itu ikan yang hidup
diperairan tropis dan air tawar biasanya lebih mampu memanfaatkan karbohidrat daripada
ikan yang hidup diperairan dingin dan air laut. Ikan laut biasanya lebih
menggunakan protein dan lemak sebagai sumber energi daripada karbohidrat, tetapi peranan
karbohidrat dalam pakan ikan sangat penting bagi kehidupan dan
pertumbuhan ikan. Berdasarkan hasil penelitian memperlihatkan bahwa
ikan yang diberi pakan dengan kandungan protein tinggi tanpa
karbohidrat dapat menyebabkan penurunan laju pertumbuhan dan
retensi protein tubuh. Selain itu pakan yang mengandung karbohidrat
terlalu sedikit akan menyebabkan terjadinya tingkat katabolisme protein
dan lemak yang tinggi untuk mensuplai kebutuhan energi ikan
dan menyediakan metabolisme lanjutan (intermedier) untuk sintesis
senyawa biologi penting lainnya, sehingga pemanfaatan protein untuk
pertumbuhan berkurang. Oleh karena itu pada komposisi pakan
ikan harus ada keseimbangan antara karbohidrat, protein dan lemak,
dimana ketiga nutrien tersebut merupakan sumber energi bagi ikan
untuk tumbuh dan berkembang. Karbohidrat merupakan senyawa
organik yang tersusun dari atom karbon (C), hidrogen (H) dan
Oksigen (O) dalam suatu perbandingan tertentu. Karbohidrat
berdasarkan analisa proksimat terdiri dari serat kasar dan bahan ekstrak
tanpa nitrogen. Karbohidrat biasanya terdapat pada tumbuhan termasuk
pada gula sederhana, kanji, selulosa, karet dan jaringan yang
berhubungan dan mengandung unsur C,H,O dengan rasio antara
hidrogen dan oksigen 2:1 yang hampir serupa dengan H2O dan
kemudian dinamakan ”karbohidrat”. Formula umum karbohidrat adalah
Cn (H2O)2. Karbohidrat adalah sumber energi yang murah dan dapat menggantikan
protein yang mahal sebagai sumber energi. Selain itu karbohidrat
merupakan Protein sparing effect yang artinya karbohidrat dapat
digunakan sebagai sumber energi pengganti bagi protein dimana
dengan menggunakan karbohidrat dan lemak sebagai sumber bahan
baku maka hal ini dapat mengurangi harga pakan. Pemanfaatan
karbohidrat sebagai sumber energi dalam tubuh dapat juga dipengaruhi
oleh aktivitas enzim dan hormon. Enzim dan hormon ini penting untuk
proses metabolisme karbohidrat dalam tubuh seperti glikolisis, siklus
asam trikarboksilat, jalur pentosa fosfat, glukoneogenesis dan
glikogenesis. Selain itu dalam aplikasi pembuatan pakan
karbohidrat seperti kanji, zat tepung, agar-agar, alga, dan getah dapat
juga digunakan sebagai pengikat makanan (binder) untuk
meningkatkan kestabilan pakan dalam air pada pakan ikan dan
udang. Pemanfaatan Karbohidrat Pakan oleh Ikan Karbohidrat pakan umumnya
berbentuk senyawa polisakarida, disakarida dan monosakarida.
Karbohidrat tersebut berasal dari tumbuhan (zat tepung, serat,
sellulosa dan fruktosa) dan dari hewan (mangsa) berbentuk glikogen.
Ikan tidak memiliki kelenjar air liur (salivary gland) sehingga proses
pencernaan karbohidrat pada ikan dimulai dibagian lambung.
Pencernaan karbohidrat secara intensif terjadi disegmen usus yaitu
dengan adanya enzim amilase pankreatik. Pada segmen usus,
amilum (zat tepung) dan glikogen akan dihidrolisis oleh enzim amilase
menjadi maltosa dan dekstrin, Kemudian maltosa dan dekstrin ini
akan dihidrolisa oleh enzim laktase atau sukrose menghasilkan
galaktosa, glukosa dan fruktosa. Pada dinding usus, galaktosa dan
fruktosa akan diubah menjadi glukosa. Dalam bentuk glukosa itulah
karbohidrat dapat diserap oleh dinding sel (enterosit) lalu masuk
kedalam pembuluh darah. Ikan tidak memiliki enzim pencerna
karbohidrat yang memadai di dalam saluran pencernaannya, sehingga
nilai kecernaan karbohidrat pakan umumnya rendah. Aktivitas enzim
amilase dalam menghidrolisa pati pada ikan omnivora seperti ikan
tilapia dan ikan mas lebih tinggi daripada ikan karnivora seperti ikan
rainbowtrout dan yellowtail. Nilai kecernaan karbohidrat ini sangat
dipengaruhi oleh sumber dan kadar karbohidrat dalam pakan serta jenis
dan ukuran ikan. Nilai kecernaan beberapasumber karbohidrat oleh
beberapa ikan budidaya dapat dilihat pada Tabel 5.7 Karbohidrat yang
berstruktur kompleks memiliki nilai kecernaan yang rendah daripada
karbohidrat yang berstruktur sederhana. Perbedaan sumber pati
juga dapat menyebabkan perbedaan nilai kecernaan karbohidrat danbergantung juga pada rasio
amilosa/amilopektin. Dimana semakin tinggi rasio amilosa/
amilopektin maka kecernaan karbohidrat semakin tinggi. Beberapa
perlakuan yang biasa dilakukan pada saat membuat pakan ikan adalah
dengan melakukan pengukusan pati dimana dengan melakukan
pengukusan maka akan dapat meningkatkan nilai kecernaan dari
karbohidrat tersebut. Hal ini dikarenakan pengukusan dapat
menyebabkan sel-sel pati menjadi lunak dan pecah sehingga lebih
mudah dicerna.Karbohidrat berserat dalam wujud bahan kimia sangat sukar dicerna
oleh beberapa jenis ikan dan tidak membuat suatu kontribusi yang baik
kepada kebutuhan gizi ikan. Tingkatan kebutuhan serat kasar
dalam tubuh ikan diperlukan secara khas dan terbatas kurang dari 7%.
Ketersediaan berbagai formulasi karbohidrat pada komposisi nilai
yang gizi belum jelas, karbohidrat yang dapat dicerna (karbohidrat
dengan bobot molekul kecil dan panjang rantai lebih pendek sepertiglukosa). Pada ikan mas dan ikan air
tawar lainnya dapat memanfaatkan karbohidrat lebih efektif
dibandingkan dengan ikan air laut. Ikan air laut lebih efektif
menggunakan glukosa dan dekstrin sebagai sumber zat tepungnya.
Udang windu menggunakan zat tepung lebih baik dengan glukosa
dan dextrin. Kebutuhan optimum Karbohidrat Pakan Pertumbuhan ikan budidaya secara
maksimal dapat tercapai jika kondisi lingkungan pemeliharaan dan
makanan terjamin secara optimum. Fungsi utama karbohidrat sebagi
sumber energi di dalam pakan harus berada dalam kondisi yang seimbang
antara ketiga makro nutrien (protein, lemak dan karbohidrat). Pakan yang
mengandung karbohidrat terlalu tinggi dapt menyebabkan
menurunnya pertumbuhan ikan budidaya. Beberapa penelitian telah
menunjukkan pertumbuhan ikan dan tingkat efisiensi pakan yang rendah
bila kandungan karbohidrat dalam pakannya tinggi. Ikan sebagai organisme air kurang
mampu memanfaatkan karbohidrat sebagai sumber energi utama dalam
pakannya dibandingkan dengan hewan darat dan manusia, namun
dari hasil beberapa penelitian hewan air seperti ikan masih sangat
membutuhkan karbohidrat dalam komposisi pakannya. Pada ikan
rainbowtrout yang diberi pakan dengan kandungan protein tinggi,
terjadi laju glukoneogenesis yang tinggi, sedangkan yang diberi pakan
dengan kandungan protein rendah dan karbohidrat tinggi didapatkan
laju glukoneogenesis yang rendah (Cowey et al, 1977). Kebutuhan
karbohidrat untuk setiap jenis dan ukuran ikan juga dipengaruhi oleh
kandungan lemak dan protein pakan. Pakan yang mengandung
karbohidrat dan lemak yang tepat dapat mengurangi penggunaan
protein sebagai sumber energi yang dikenal dengan Protein Sparring
Effect. Terjadinya Protein Sparring Effect oleh karbohidrat dapat
menurunkan biaya produksi pakan dan mengurangi pengeluaran limbah
nitrogen ke lingkungan. Kebutuhan karbohidrat pakan bagi
pertumbuhan ikan budidaya bervariasi menurut spesies, sumber
karbohidrat dan kondisi lingkungannya (Tabel 5.8.). Pada
tabel tersebut jelas terlihat bahwa ikan karnivora umumnya mempunyai
kemampuan yang lebih rendah dalam memanfaatkan karbohidrat
pakan dibandingkan dengan ikan omnivora atau herbivora. Penyebab
rendahnya kemampuan ikan dalam memanfaatkan karbohidrat pakan
tersebut antara lain disebabkan oleh nilai kecernaan sumber karbohidrat,
aktivitas enzim karboksilase ikan, kemampuan penyerapan glukosa
serta kemampuan sel memanfaatkan glukosa dalam darah. Secara umum
kandungan karbohidrat pakan yang dapat dimanfaatkan secara optimal
oleh ikan karnivora berkisar antara 10 – 20%, ikan omnivora dapat
memanfaatkan karbohidrat pakan secara optimal pada tingkat 30 –
40% dalam pakannya.


PROTEIN, KARBOHIDRAT, asam nukleat, enzim, hormon,vitamin


Posted by royan
Sumber: Budidaya Ikan Jilid 2 oleh Gusrina
p:187

KUALITAS PROTEIN

Evaluasi kualitas protein
Protein yang terdapat dalam suatu bahan pakan dapat dikatakan bermutu jika memberikan
pertumbuhan positif pada ikan budidaya atau protein dikatakan
mutunya tinggi apabila komposisi asam amino yang terkandung di
dalamnya menyerupai bentuk asam amino yang dibutuhkan oleh ikan dan
tingkat kecernaannya tinggi. Mutu protein biasanya dievaluasi dengan
metode biologi dan kimia. Metode kimia menentukan kuantitas atau
jumlah protein/asam amino pada bahan pakan sedangkan metode
biologi dengan cara menentukan reaksi ikan terhadap protein dalam
kaitannya dengan pertumbuhan dan pertahanan. Dalam metode biologi,
berat tubuh dan nitrogen digunakan sebagai ukuran untuk mutu protein
dimana metode biologi lebih akurat dibanding metode kimia. Menurut
Millamena (2002) perhitungan Protein Effisiensi ratio (PER), nilai
biologi (BV) dan kebutuhan protein bersih (NPU) adalah sebagai berikut:

Perbandingan Efisiensi Protein (PER)

PER = Penambahan bobot (gram) / Kandungan protein dalam pakan (gram)












PROTEIN, apa itu protein, asam nukleat, enzim, hormon,vitamin, kualitas protein


Posted by royan
Sumber: Budidaya Ikan Jilid 2 oleh Gusrina
p:184

PROTEIN - Asam Amino ?

Dalam menyusun komposisi pakan ikan saat ini para peneliti sudah
melakukan penyusunan komposisi pakan berdasarkan kebutuhan asam
amino setiap jenis ikan. Hal ini dikarenakan komposisi kebutuhan
asam amino setiap jenis ikan sangat berbeda dan sangat menentukan laju
pertumbuhan dari ikan yang dibudidayakan. Asam amino merupakan bahan dasar yang
dihasilkan dari proses pemecahanatau hidrolisis dari protein. Asam
amino ini membangun blok protein.Istilah amino datang dari -NH2 atau suatu kelompok amino yang
merupakan bahan dasar alami dan asam datang dari perbandingan -
COOH atau suatu kelompok karboxyl,oleh karena itu disebutlah asam amino. Dalam molekul protein asam
amino membentuk ikatan peptida (ikatan antara amino dan kelompok
karboxyl) di dalam rantai yang panjang disebut rantai polipeptida.
Ada banyak asam amino di alam tetapi hanya dua puluh yang terjadi
secara alami. Asam amino sangat dibutuhkan oleh ikan untuk tumbuh
dan berkembang. Dalam pengelompokkannya dibagi menjadi
dua yaitu asam amino essensial dan nonessensial.

pengelompokkan asam amino (Millamena, 2002)

Asam amino essensial
Arginin
Histidin
Isoleucin
Leucin
Lysin
Methionin
Phenylalanin
Threonin
Tryptophan
Valin

Asam amino nonessensial
Alanin
Asparagin
Asam Aspartad
Cystein
Asam Glutamat
Glutamin
Glycin
Prolin
Serin
Tyrosin

Asam amino di golongkan menjadi asam amino essensial dan asam
amino non essensial. Asam amino essensial adalah asam amino yang
tidak bisa dibuat atau disintesis oleh organisme mendukung pertumbuhan
maksimum dan dapat menjadi penyuplai dari asam amino.
Kapasitas dari pakan ikan memiliki kandungan asam amino yang
dibutuhkan ikan berbeda-beda. Esensialitas dari suatu asam amino
akan tergantung pada ikan yang diberi pakan. Sebagai contoh,
glycine diperlukan oleh ayam tetapibukanlah penting bagi ikan. Asam
amino non esensial yaitu asam amino yang dapat dibentuk atau
disintesis dalam jaringan dan tidak perlu ditambahkan dalam komposisi
pakan.


Asam amino esensial

Ada sepuluh asam amino esensial (EAA) yang diperlukan oleh
pertumbuhan ikan yaitu: arginin, histidin, isoleucin, leucin, methionin,
phenylalanin, threonin, tryptophan dan valin. Kesepuluh asam amino ini
merupakan senyawa yang membangun protein dan ada beberapa asam amino merupakan
bahan dasar dari struktur atau unsur lain. Methionin adalah prekursor dari
cyestein dan cystin. Methionin juga sebagai penyalur metil (CH3).
Beberapa kelompoknya terdiri dari creatin, cholin, dan banyak unsur lain.
Jika suatu basa hydrogen (OH) ditambahkan ke ph penylalanin, maka
tyrosin dibentuk. Tyrosin diperlukan untuk hormon thyroxin, epinephrin
dan norepinephrin dan melanin pigmen. Arginin menghasilkan
ornithin ketika urea dibentuk dalam siklus urea. Perpindahan suatu
karboksil (COOH) digolongkan dalam bentuk histamin. Tryptophan adalah
prekursor dari serotonin atau suatu vitamin, asam nikotinik. Semua ikan
bersirip membutuhkan ke sepuluh asam amino esensial.


Asam amino non essensial

Asam amino non esensial yang dibutuhkan untuk ikan adalah: alanine, asparagirie, asam aspartad,
cyestin, asam glutamat, glutamin,glycin, prolin, serin dan tyrosin. Asam
amino non esensial asam amino yang dapat secara parsial menggantikan atau memberikan
asam amino yang sangat dibutuhkanatau harus ada dalam komposisi pakan.







PROTEIN, apa itu protein, asam nukleat, enzim, hormon,vitamin,Asam amino
Posted by royan
Sumber: Budidaya Ikan Jilid 2 oleh Gusrina

PROTEIN

Protein merupakan nutrisi utama yang mengandung nitrogen dan merupakan unsur utama dari jaringan dan organ tubuh hewan dan juga senyawa nitrogen lainnya seperti asam nukleat, enzim, hormon,vitamin dan lain-lain. Protein dibutuhkan sebagai sumber energi utama karena protein ini terus menerus diperlukan dalam makanan untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan yang rusak. Protein mengandung karbon sebanyak 50-55%, hidrogen 5-7%, dan oksigen 20-25% yang bersamaan dengan lemak dan karbohidrat, juga mengandung nitrogen sebanyak 15-18%, rata-rata adalah 16% dan sebagian lagi merupakan unsur sulfur dan sedikit mengandung fosfat dan besi. Oleh karena itu beberapa
literatur mengatakan bahwa protein adalah makro molekul yang terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen,
nitrogen dan boleh juga berisi sulfur.Kadar nitrogen pada protein dapat
dibedakan dari lemak dan karbohidrat serta komponen bahan
organik lainnya. Protein berasal dari bahasa Yunani
yaitu Proteos yang berarti pertama atau utama. Hal ini dikarenakan
protein merupakan makromolekul yang paling berlimpah didalam sel
hidup dan merupakan 50% atau lebih berat kering sel. Protein dalam setiap
sel mahluk hidup tersimpan dalam jaringan dan organ dan sebagaikomponen utama jaringan tubuh ikan.
Nutrient ini di perlukan untuk pertumbuhan dan perbaikan serta
perawatan jaringan dan organ. Tidak ada bahan gizi lain yang dapat
menggantikan peran utamanya dalam membangun dan memperbaiki
sel dan jaringan yang rusak. Sebagai tambahan protein juga berperan
untuk kontraksi otot dan komponen enzim, hormon dan antibodi. Protein
dalam bentuk komplek sebagai heme, karbohidrat, lipid atau asam nukleat.
Hewan air harus mengkonsumsi protein untuk menggantikan jaringan
tubuh yang aus/rusak (perbaikan) dan untuk mensintesis jaringan baru
(pertumbuhan dan reproduksi). Selain itu protein mempunyai
peranan biologis karena merupakan instrumen molekuler yang
mengekspresikan informasi genetik. Semua protein pada makhluk hidup
dibangun oleh susunan yang sama yaitu 20 macam asam amino baku,
yang molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologi. Dari 20
macam asam amino ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu asam
amino essensial sebanyak 10 macam merupakan asam amino
yang sangat dibutuhkan oleh tubuh tetapi tubuh ikan tidak dapat
mensintesisnya, dan asam amino non essensial sebanyak 10 macam
yaitu asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh dan dapat disintesis
dalam tubuh ikan itu sendiri. Dalam bab ini akan dipelajari tentang
sepuluh asam amino yang penting yang diperlukan oleh ikan dan
struktur bahan kimia, membedakan antara asam amino essensial dan
asam amino non-essensial; asam amino yang diserap ikan; efekdefisiensi dan kelebihan dari asam
amino berkenaan dengan aturan makan ikan ; prosedur bagaimana cara menentukan kebutuhan asam
amino secara kwantitatif dan kwalitatif pada ikan; metoda
mengevaluasi mutu protein; danbagaimana cara menentukan kebutuhan protein beberapa jenis
ikan budidaya.


















































Posted by royan
Sumber: Budidaya Ikan Jilid 2 oleh Gusrina

PREMIX

Feed suplemen ( premix ) adalah makanan pelengkap untuk pakan unggas agar lebih baik kwalitas maupun gizinya. Feed suplemen ini biasa disebut premix .Premix biasanya terdiri dari vitamin asam amino ,mineral, anti biotik atau keempatnya. Kita bisa membelinya di poultryshop atau toko ternak unggas.Nama merknya Top mix,rodiamix,vetmix poultry plus, mineral A,grobig, dsb.Anda tinggal pilih.
1 Feed suplemen antibiotik
antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu organisme untuk menghambat atau merusak pertumbuhan organisme lain.contohnya penisilin,aureomisin( klor tetrasiklin), terramisin (oksitetrasiklin ), feet suplemen ini bisa dicampur dengan pakan atau dicampur dengan air minum.Ayam yang di beri anti biotik pada pakannya , lebih terangsang pertumbuhannya daripada yang tidak.dosisnya 1 s/d 10 g /100kg pakan.
2. Feed suplemen pemacu pertumbuhan.
Feed suplemen pemacu pertumbuhan adalahfeed suplemen anti biotik tidak mengandung zat antigenik dan dapat dieliminasikan secara cepat tanpa residu setelah 24 jam.
Feed suplemen ini antara lain olaku indoks,basitrasin , flavomisin,Zn dan lain lain.beberapa merk feed suplemen antara lain Grobig, Rodhiamix.Dosis pemakaian untuk Ayam pedaging yaitu untuk stater gunakan grobig stater 500 g/100 kg pakan. untuk finisher, Grobig broiler 500g /100kg pakan.Jika menggunakan rodiamix , maka dosis yang di anjurkan untuk pedaging finisher.Gunakan rodiamix 22 sebanyak 500 g ,atau rodiamix CFT 22 sebanyak 140 g, atau Rodiamix 784 sebanyak 179 g tiap 100 kg pakan
3 Asam amino sintetis.
Biasanya ada dua asam amino esensial yaitu DL-Methionin bahan ini mengandung 98 -99% methionin dan L-Lisinmengandung 60-99% lisin.Gunanya untuk melengkapi kekurangan protein hewani.
4. Koksidiostat (coccidiostat).
Obat untuk mencegah berak darah (koksidiosis).Banyak macam obat yang bisa di campurkan ,misalnya Bambermycine, Amprolium, Monensin.Nikarbazin, Neomicine, Salinomycine, Sulfakuinoksalin yang tersedia dalam berbagai merk paten.dan jangan lupa perhatikan dosis yang ada dlm kemasannya
5. Anti jamur (anti mold).
Jika bahan baku nyag di pakai mudah berjamur , maka sebaik nya di beri anti jamur antara lain ,Asam propionat, asam asetat asam sorbat, amoniumpropionat atau kombinasi dari bahan bahan tersebut.Dosisnya 0,09-0,1%.
6. Anti racun.(anti toksik).
Jika pakan berjamur maka akan menimbulkan racun bagi ternak.Maka berilah anti racun pada pakan .Tapi jika sudah di beri anti jamur maka tidak perlu di beri anti jamur.
7. Anti oksidan.
Udara yang lembab, panas matahari, oksidasi pengaruh luar ,bisa merusak nutrisi dan kwalitas pakan .Untuk mengantisipasinya ,maka di beri antioksidan.Misalnya,BHT (Butylated hidroksi toluen),BHA (`butylated hydroksi anisol),EQ (etoxyquin),PG (prophilgallate),



































































Posted by royan
Sumber: anekaternak

TEKNOLOGI BAHAN

TEKNOLOGI PRODUKSI BAHAN BAKU PAKAN

1. Pakan Buatan dalam Industri Akuakultur: Pengenalan
2. Nutrisi pakan (protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral)
3. Bahan baku pakan (jenis: jagung, rice bran / dedak, PKM (palm kernel meal / bungkil inti sawit, herbal; karakteristik seleksi)
4. Preservasi dan penanganan bahan baku pakan
5. Teknik pengolahan bahan baku pakan (penggunaan langsung, fermentasi,…)
6. Formulasi pakan dan manufaktur
7. Pengemasan (dan pelabelan)
8. Ekonomi Produksi Pakan Akuakultur Pemilihan bahan baku bergantung pada:
Kualitas bahan (fisik; kimiawi)
Kuantitas bahan (jumlah cukup)
Kandungan bahan gizi / kadar nutrisi
(komposisi dan formulasi tepat)
Kecernaannya (digestibility)
Daya serap (bioavailability) ikan
Tidak mengandung anti nutrisi dan zat racun
 Harga relatif murah.
Bahan Baku PakanBAHAN HEWANI
1. Fish meal (ikan rucah)
Umumnya merupakan ikan rucah (ikan kecil-kecil yang ikut tertangkap oleh nelayan) yang kemudian dikeringkan
Ikan mengandung lemak /asam lemak ikatan rangkap yang cukup tinggi sehingga mudah teroksidasi dan mudah tengik
Lemak dalam pakan berfungsi sebagai sumber energi bagi ikan dan sumber asam lemak esensial.
Asam lemak esensial bagi ikan laut adalah kelompok n-3

2.Tepung IkanBAHAN HEWANI
Tepung Ikan
o Bahan baku tepung ikan adalah jenis ikan rucah (tidak bernilai ekonomis) yang berkadar lemak rendah dan sisa-
sisa hasil pengolahan melalui proses fermentasi untuk meningkatkan bau khas yang dapat merangsang nafsu
makan ikan. Kandungan gizi: protein=40-70%; lemak=15,38%; abu=26,65%; serat=1,80%; air=10,72

Cara pembuatannya:
1. Ikan direbus sampai masak, diwadahi karung, lalu diperas.
2. Air perasan ditampung untuk dibuat petis/diambil minyaknya.
3. Ampasnya dikeringkan dan digiling menjadi tepung.3. Minyak Ikan
4.Tepung Limbah Udang (-- kepala, kulit) protein 44-54%; lemak 5-7%; serat kasar 11-17%
5. Tepung Darah
- Bahan: darah, limbah dari rumah pemotongan ternak
- Darah beku yang masih mentah dimasak, dikeringkan,
kemudian digiling menjadi tepung
- Proteinnya sukar dicerna (penggunaannya untuk ikan < 3% dan untuk udang < 5%)
- Protein: 71,45%
- Lemak: 0,42%
- Karbohidrat:13,12%
- Serat: 7,95%
- Air: 5,19.BAHAN HEWANI
6.Cacing Tanah
- Mudah dibudidayakan
- Biaya produksi rendah
- Untuk bahan baku pakan
 tepung cacing tanah (mudah diserap)
- Protein: hingga 60%
- Lemak: 7%
- Serat kasar: ~1%
- Mineral (Ca, P, Mg, Na, K, Zn, Mn, Fe)
7. Bekicot
- Siput darat
- Alam, budidaya
(mudah, murah)
- Untuk bahan baku pakan
tepung bekicot
- Protein: 54 - 64%
- Lemak: 4%
- Serat kasar: 2-3%
- Mineral (Ca, P)KETERBATASAN BAHAN BAKU HEWANI
Ketergantungan terhadap penggunaan fish meal (dan
tepung / minyak ikan) harus diminimalisasi
terkait oleh fenomena global seperti :
1. Barang kompetitif
2. Biaya mahal (permintaan tinggi; khususnya perikanan laut),
3. Kelangkaan suplai
Optimasi penggunaan bahan baku dapat ditempuh melalui penggunaan bahan baku lokal terutama bahan dari
tumbuhan (nabati) seperti : jagung, dedak, ampas tahu,tepung singkong dan berbagai bahan potensial lainnya
BAHAN NABATI
Jenis-jenis tanaman / bagian tanaman yang umum dipakai:
Dedak padi (rice bran)
- Mudah diperoleh
(tempat penggilingan padi)
- Harga relatif murah
- Untuk bahan pakan: tepung, minyak
- Karbohidrat: 35%
- Serat kasar: 11–45%
- Protein: 9–11% BAHAN NABATI
Jenis-jenis tanaman / bagian tanaman yang umum dipakai:
Dedak gandum (wheat bran)
- Hasil samping produksi tepung terigu.
- “Wheat pollard”:
Protein: 11,99%
Lemak: 1,48%
Karbohidrat: 64,75%
Serat kasar: 3,75%
Air: 17,35%BAHAN NABATI
Jenis-jenis tanaman yang umum dipakai:
Jagung
- Jagung kuning
- (protein, energi lebih tinggi
dibanding jagung putih)
- Untuk bahan pakan:
Olahan tepung
- Karbohidrat: 73%
- Protein: 9%
- Lemak: 4%
- Air: 12%BAHAN NABATI
Jenis-jenis tanaman yang umum dipakai:
 Kedelai
- Kaya protein (AAE lisin)
- Harga relatif mahal
- Untuk bahan pakan: tepung
- Protein: 33 – 44%
- Air: 11%
- Lemak: 2 – 5%
- Serat kasar: 3% BAHAN NABATI
Jenis-jenis tanaman yang umum dipakai:
Tepung terigu
- Olahan biji gandum
- Umum dipakai untuk pakan ikan
- Nutrisi cukup tinggi
- Juga berfungsi sebagai perekat
- Karbohidrat: 77%
- Air: 12%
- Protein: 9%
- Lemak: 1-1.5%BAHAN NABATI
Jenis-jenis tanaman yang umum dipakai:
Bungkil Kelapa (kopra; sawit / PKM)
- Mudah didapat (perkebunan kelapa)
; ampas pembuatan minyak kelapa
- Belum banyak dimanfaatkan sebagai
bahan baku pakan
- Untuk pakan: tepung
- Karbohidrat: 19 – 35%
- Protein: 13 – 21%
- Lemak: 11%
- Serat kasar: 8 – 41%BAHAN NABATI
Jenis-jenis tanaman yang umum dipakai:
Tepung Bungkil Kacang Tanah
- Bahan dari ampas pembuatan minyak kacang
- Dapat menyebabkan defisiensi vitamin
(penggunaan terbatas)
- Protein: 48%
- Lemak: 11%,
Karbohidrat: 25,0%
Serat kasar: 3,6%
Air: 7,8%BAHAN NABATI
Kelebihan:
1. Jumlah protein yang cukup tinggi
2. Harga relatif murah
3. Ketersediaan berlimpah
Kekurangan:
1. Kadar serat yang tinggi kecernaan yang rendah
2. Mengandung karbohidrat yang bersifat tidak tercerna serta
tidak larut dalam air (NSP; non-starch polisaccharides)
3. Resiko kandungan faktor penghambat pertumbuhan (anti-
growth factor / AGF)
- Lebih banyak diperlukan untuk pakan ikan herbivora











Posted By Royan
Sumber: Teknologi Produksi Bahan Baku Pakan Program Alih Jenjang D4 Bidang Akuakultur SITH, ITB – VEDCA - SEAMOLECTeknologi Produksi Bahan Baku Pakan:

MINYAK IKAN 1

Proses pembuatan minyak ikan

Minyak ikan termasuk senyawa lipida yang bersifat tidak larut dalam air (winarno, 1995 dalam purbosari, 1999). Minyak ikan ini dibagi dalam dua golongan, yaitu minyak hati ikan (fish liver oil) yang terutama dimanfaatkan sebagai sumber vitamin a dan d, dan golongan lainnya adalah minyak tubuh ikan (body oil) seperti halnya minyak ikan lemuru (moeljanto, 1982 dalam purbosari, 1999).
Minyak ikan lemuru mengandung asam lemak berikatan rangkap, misalnya eicosa pentanoat acid (epa), dan deocosa hexaenoat acid (dha), dengan nama populernya asam lemak omega-3. Sifat minyak ikan yang telah dimurnikan secara organoleptik, yaitu cairan yang berwarna kuning muda, jernih dan berbau khas minyak ikan. Sifat fisiknya berbentuk cair dengan berat jenis sekitar 0,92 gr/ml dan sifatnya yaitu angka iod lebih dari 65 gr/100 gr, angka penyabunaan 185-195 mg/gr, asam lemak bebas 0,1-13 %, dan angka tidak tersabunkan 0,5-2,0 mg/gr.(murtini et al., 1992 dalam purbosari, 1999).
Minyak ikan yang diperoleh sebagai hasil samping dari pengolahan tepung ikan dan ikan kaleng sering banyak mengandung banyak kotoran. Kotoran pada minyak ikan dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu pertama adalah kotoran yang tidak larut dalam minyak (kotoran fisik, air dan protein), kedua adalah kotoran yang berbentuk susupensi koloid dalam minyak (fosfatida dan karbohidrat) dan ketiga adalah kotoran yang terlarut dalam (asam lemak bebas, pigmen, mono dan digliserida, senyawa hasil oksidasi, logam dan bahan-bahan yang tak tersabunkan (irianto, 2002).
Minyak ikan diperoleh dengan cara ekstraki. Ekstraksi minyak adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan. Cara ekstraksi yang biasa dilakukan, yaitu metode ekstraksi dengan aseton, metode ekstraksi dengan hidrolisa, metode dry rendering, metode wet rendering dan ekstraksi dengan silase.
Pada praktikum minyak ikan dilakukan metode wet rendering, yaitu proses yang umumnya digunakan untuk membuat tepung ikan. Tahap proses ini meliputi kombinasi pemasakan dan pengeringan dengan mengguanakan uap panas pada keadaan hampa. Pengadukan secara lambat dilakukan selama pengeringan tepung ikan dan dilakukan pengepresan untuk memisahkan tepung dan minyak ikan (piggot, 1967 dalam hakim, 1995)
Tahapan-tahapan pemurnian minyak ikan, yaitu penyaringan, degumming, nertlasisasi, pemisahan sabun, pemucatan dan deodorisasi (irianto, 2002). Tjuan dari pemurnian minyak ikan adalah untuk menghilangkan rasa dan bau yang tidak enak, warna yang tidak menarik, dan memperpanjang masa simpan minyak sebelum dikonsumsi dan digunakansebagi bahan mentah dalam industry (ketaren, 1986 dalam purbosari, 1999). Kualitas minyak ikan yang dihasilkan pada proses pemurnia tergantung pada cara penyimpanan dan penanganan ikan sebelum dimurnikan (yaung, 1982 dalam purbosari, 1999).
Pada tahap penyaringan, minyak ikan yang diperoleh sebagai hasil damping pengolahan tepung ikan atau ikan kaleng disaring terlebih dahulu dengan penyaring kawat untuk memisahkan kotoran-kotoran visual seperti sisa daging dan gumpalan protein. Minyak yang telah bebas dari kotoran visual ditentukan kandunga asam lemak bebasnya (free fatty acid/ffa) (irianto, 2002).
Deguming merupakan proses pemisahan getah dan lender yang terdiri dri fosfatida, protein, residu karbohidrat, air, dan resin tanpa mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam minyak (ketaren, 1986 dalam purbosari, 1999). Degumming dilakukan dengan penambahan nacl 8% kedalam minyak ikan pada suhu 60oc selama 15 menit. Larutan nacl yang ditambahkan sebanyak 40% dari volume minyak yang dimurnikan dan selama degumming dilakukan pengadukan (irianto, 2002). Sedangkan menurut devine dan williams (1961) dalam purbosari, (1999), proeses degumming dilakukan dengan menambahkan naoh 2-3% air atau larutan nacl, atau menambahkan larutan firofosfatida pada minyak, kemudian disentrifugas pada suhu 30-50oc. Getah fosfatida akan terpidahkan pada sentrifuse sebanyak 3,5% dari minyak asal.
Netralisasi adalah suatu prosesuntuk memisahkan asam lemak bebas dari mynak atau lemak dengan cara mereaksikan asam lemak bebas dengan basa atau pereaksi lainnya sehingga membentuk sabun (soap stoc) (ketaren, 1986 dalam purbosari, 1999). Menurut irianto (2002), netralisasi dilakukan dengan menambahkan larutan naoh 1n ke dalam minyak yang sudah mengalami proses degumming. Larutan naoh 1n ditambahkan dalam minyak ikan pada suhu 60oc selama 15 menit. Jumlah naoh yang ditambahkan ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
%naoh = %ffa x 0,142
Sedangkan menurut windsor dan barlow (1981) dalam purbosari (1999), proses netralisasi dilakukan dengan menambahkan larutan alkali atau pereaksi lainnya untuk membebaskan asm lemak bebas dengan mempentuksabun dan membantuk mengkoagulasikan bahan-bahan yang tidak diiingainkan. Penambahan larutan alkali ke dalam minyak mentah akan menyebabkan reaksi kimia maupun fisik (stansbay, 1990 dalam purbosari, 1999), yaitu
A) alkali akan bereaksi denag asam lemak bebas dan membantu sabun.
B) gum menyerap air dan menggumpal melaliu reksi hidrasi.
C) bahan-bahan warna terdegradasi, terserap oleh gum atau larutan oleh alkali.
D) bahan-bahan yang tidak terlatur yang terdapat dalam minyak akan menggumpal.
Faktor –faktor yang mempengaruhi proses netralisasi adalah konsentrasi alkali, suhu, pengadukan dan pencucian (mahatta, 1977 dalam purbosari, 1999).
Selanjutnya minyak yang telah dinetralkan dibiarkan beberapa saat supaya terjadi pemisahan sabun yang terbentuk. Lapisan sabun berada pada lapisan bawah dan lapisan minyak pada bagian bawah. Kemudian sabun tersebut diambil. Untuk menghilangkan sabun-sabun yang masih tersisa, pada minyak ikan ditambahkan air panas sambil diaduk dan kemudian dibiarkan supaya terjadi pemisahan minyak dan air. Setelah itu air yang terpisah dibuang (irianto, 2002). Reaksi penyabunan mono dan digliserida dapat dilihat pada gambar 2.
Pemucatan ialah suatu proses pemurnian minyak yang bertujuan untuk menghilangkan atau memucatkan warna yang tidak disukai dan menghilangkan getah (gum) yang ada dalam minyak (windsor dan barlow, 1981 dalam charita, 1995). Pemucatan dilakukan dengan penambahan adsorben, umumnya dilakukan dalam ketele yang dilengkapi dengan pipa uap dan alat penghampa udara. Minyak dipanaskan pada suhu 105oc selam 1 jam. Adsorban ditambahkan saat minyak mencapai suhu 70-80 oc sebanyak 1-1,5% dari berat minyak. Selain warna, diserap pula suspensi koloid dan hasil degradasi minyak seperti peroksida (irianto, 2002). Faktor yang mempengaruhi pemucatan adalah suhu, waktu, tekanan (mahatta, 1977 dalam chairita, 1995).
Deodorasai adalah suatu tahap proses pemurnian minyakyang bertujuan untuk menghilankan bau dan rasa yang tidak enak dalam minyak. Prinsip proses deodorasi, yaitu penyulinagan minyak dengan uap panas pada tekana atamosfer atau keadaan hampa (ketaren, 1986 dalam hakim, 1995).
Proses deodorasi dilakukan dengan cara memompa minyak ke dalam ketelen deodorasi. Kemudian minyak tersebut dipanaskan pada suhu 200-250 oc pada tekanan 1 atmosfer dan selanjutnya pada tekanan rendah (kursng lebih 10 mmhg), sambil dialiri uap panas selama 4-6 jam untuk mengankut senyawa yang dapat menguap (ketaren, 1986 dalam hakim, 1995). Setelah proses deodorisasi selesai, minyak ikan kemudian didinginkan sehingga suhu menjadi kurang lebih 84 oc dan selanjutnya minyak ikan dikeluarkan (irianto, 20002).





Posted by royan
Sumber: muhamad fauzi r, referensi : irianto h. E. 2002. Diversifikasi pengolahan produk perikanan. Jakarta

PENGENALAN BAHAN

Tujuan pemberian pakan pada ikan adalah menyediakan kebutuhan gizi untuk kesehatan yang baik, pertumbuhan dan hasil panenan yang optimum, produksi limbah yang minimum dengan biaya yang masuk akal demi keuntungan yang maksimum. Pakan yang berkualitas kegizian dan fisik merupakan kunci untuk mencapai tujuan-tujuan produksi dan ekonomis budidaya ikan. Pengetahuan tentang gizi ikan dan pakan ikan berperan penting di dalam mendukung pengembangan budidaya ikan (aquaculture) dalam mencapai tujuan tersebut. Konversi yang efisien dalam memberi makan ikan sangat penting bagi pembudidaya ikan sebab pakan merupakan komponen yang cukup besar dari total biaya produksi. Bagi pembudidaya ikan, pengetahuan tentang gizi bahan baku dan pakan merupakan sesuatu yang sangat kritis sebab pakan menghabiskan biaya 40-50% dari biaya produksi. Di dalam budidaya ikan, formula pakan ikan harus mencukupi kebutuhan gizi ikan yang dibudidayakan, seperti: protein (asam amino esensial), lemak (asam lemak esensial), energi (karbohidrat), vitamin dan mineral. Mutu pakan akan tergantung pada tingkatan dari bahan gizi yang dibutuhkan oleh ikan. Akan tetapi, perihal gizi pada pakan bermutu sukar untuk digambarkan dikarenakan banyaknya interaksi yang terjadi antara berbagai bahan gizi selama dan setelah penyerapan di dalam pencernaan ikan Pakan bermutu umumnya tersusun dari bahan baku pakan (feedstuffs) yang bermutu yang dapat berasal dari berbagai sumber dan sering kali digunakan karena sudah tidak lagi dikonsumsi oleh manusia. Pemilihan bahan baku tersebut tergantung pada: kandungan bahan gizinya; kecernaannya (digestibility) dan daya serap (bioavailability) ikan; tidak mengandung anti nutrisi dan zat racun; tersedia dalam jumlah banyak dan harga relatif murah. Umumnya bahan baku berasal dari material tumbuhan dan hewan. Ada juga beberapa yang berasal dari produk samping atau limbah industri pertanian atau peternakan. Bahan-bahan tersebut bisa berasal dari lokasi pembudidaya atau didatangkan dari luar.


SUMBER PROTEIN

Kebutuhan protein untuk ikan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ukuran ikan, temperatur air, rata-rata pemberian pakan (feeding rate), ketersediaan dan kandungan gizi pakan, keseluruhan kandungan energi yang dapat dicerna oleh ikan dan mutu protein tersebut. Mutu protein tergantung pada kuantitas dan kualitas asam amino esensial yang terkandung di dalamnya serta daya serapnya (bioavailability). Protein yang dicerna oleh ikan digunakan sebagai sumber energi untuk pembaruan/mengganti jaringan yang rusak dan pertumbuhan ikan. Oleh karena pemakaian protein pakan akan sangat berguna jika semua protein tersebut digunakan untuk pertumbuhan atau perbaikan jaringan dan dapat dikatabolisme sebagai energi. Beberapa bahan baku yang dapat digunakan sebagai sumber protein adalah :
1.Tepung darah
2.Tepung kopra
3.Tepung Kedelai bebas lemak
4.Tepung ikan
5.Tepung daging dan tulang
6.Tepung kepala udang
7.Tepung udang
8.Tepung cumi-cumi
9.Ikan rucah
10.Ragi


SUMBER LEMAK

Lemak merupakan senyawa organik yang penting untuk penyusunan membran sel pada tanaman, hewan dan mikroba. Lemak merupakan senyawa tidak larut air tetapi dapat larut pada pelarut nonpolar (bukan air), seperti eter dan alkohol. Fungsi lemak secara umum adalah:
1.Sumber energi metabolisme, adenosine triphosphate (ATP). Lemak memiliki energi kira-kira dua kali lebih tinggi dari energi protein dan karbohidrat.
2.Sumber asam lemak esensial (EFA) yang berperan penting untuk pertumbuhan dan pertahanan.
3.Komponen penting pada membran sel dan subsel.
4.Sumber steroids yang berperan penting terhadap fungsi biologi seperti pemeliharaan sistem membran, transport lipid, dan prekursor hormon steroid.
Minyak ikan dan minyak sawit merupakan sumber lemak yang biasa terdapat pada pakan ikan. Beberapa bahan baku yang dapat digunakan sebagai sumber lemak adalah :
1.Minyak jagung
2.Gajih/gemuk sapi
3.Minyak ikan
4.Minyak kelapa
5.Minyak biji kapas
6.Minyak kedelai
7.Minyak ikan tuna
8.Minyak sawit
9.Minyak cumi-cumi


SUMBER KARBOHIDRAT

Karbohidrat merupakan senyawa organik terbesar yang biasa terdapat pada tanaman, seperti : gula sederhana, amilum (tapioka), selulosa, gum dan zat-zat lain yang berhubungan Karbohidrat merupakan sumber energi yang murah dan dapat menggantikan sumber energi protein yang lebih mahal. Pengunaan karbohidrat untuk menggantikan protein dan lemak sebagai sumber energi dapat dimaksimalkan untuk mengurangi biaya pakan, karena sumber energi karbohidrat lebih ekonomis, dan mudah dicerna dan dimanfaatkan oleh ikan. Sumber karbohidrat seperti tapioka, terigu, alginat, agar, karagenan dan gum dapat juga digunakan sebagai perekat pakan untuk menjaga stabilitas kandungan air pada pakan ikan dan udang. Beberapa bahan baku yang dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat adalah :
1.Tepung terigu
2.Tepung tapioca
3.Tepung jagung
4.Tepung beras
5.Sagu
6.Agar-agar


MIKRONUTRIEN
Banyak komponen lain ditambahkan di dalam formulasi pakan disamping sumber bahan gizi yang utama (protein, lipid, karbohidrat). Di dalam formulasi pakan lengkap, mikronutrien ditambahkan dalam jumlah kecil dalam bentuk campuran vitamin dan mineral karena alasan ekonomi, zat-zat lain juga ditambahkan ke dalam formulasi pakan yang bertujuan untuk menjaga mutu pakan dari kerusakan oleh jamur selama penyimpanan dan menjaga stabilitas air pada pakan. Zat-zat tersebut antara lain: perekat sintetik, antioksidan dan inhibitor jamur. Beberapa zat-zat juga ditambahkan ke dalam pakan untuk membuat ikan agar lebih atraktif seperti figmen dan atraktan.


KUALITAS BAHAN BAKU

Untuk memproduksi pakan yang berkualitas diperlukan bahan baku pakan yang juga berkualitas. Bahan-bahan baku tersebut perlu dilindungi selama proses ataupun selama penyimpanan. Beberapa bahan baku juga mengandung zat anti nutrisi yang dapat menghambat pemanfaatan gizi (seperti protein) oleh ikan atau udang. Sebagai contoh: jenis kacang-kacangan yang mengandung zat penghambat tripsin dan kimortripsin (asam amino) sehingga enzim yang ada didalam ikan tidak dapat menyerap protein. Oleh karena itu, beberapa bahan baku perlu dilakukan proses pengolahan terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam formulasi pakan. sebagian zat anti nutrisi ada yang mudah dihilangkan cukup dengan pemanasan, tetapi ada juga yang sulit dihilangkan dengan pemanasan.
Dalam menyiapkan pakan, sasaran utama bukan hanya mencampur bahan-bahan baku tetapi melindungi bahan-bahan baku tersebut selama proses. Seringkali, sebelum bahan-bahan tersebut digunakan, bahan tersebut harus diproses untuk menghilangkan zat-zat yang dapat menghambat pemanfaatan bahan gizi yang dibutuhkan oleh ikan. Proses tersebut bertujuan agar gizi pakan lebih efektif dimanfaatkan oleh ikan. Penyimpanan pakan juga harus diperhatikan seperti proses penyiapan dan pengolahan, karena mempengaruhi umur simpan dari pakan tersebut. Zat anti nutrisi pada beberapa bahan baku dan cara menghilangkan atau menghambatnya :
1.Inhibitor tripsin : Berikatan dengan tripsin sehingga tripsin tidak aktif
2.Kedelai dan kacang-kacangan : Pemanasan pada suhu 175-1950C, atau pemasakan selama 10 min
3.Lektin : Merusak sel darah merah
4.Kedelai dan kacang-kacangan : Didihkan dalam air atau autoclave selama 30 min.
5.Goitrogen : Menghambat pemasukan iodin oleh kelenjar tiroid
6.Kedelai dan kacang-kacangan : Kukus atau autoclave selama 30 min
7.Anti vitamin D : Berikatan dgn Vit. D, dan menjadikan tidak berfungsi
8.Anti vitamin E : Berkontribusi terhadap defisiensi Vit. E
9.Thiaminase : Berpengaruh terhadap kerusakan thiamin (Vit.B1)
10.Ikan rusak, kijing dan kedelai : Autoclave, pemanasan dan pemasakan zat yang tahan terhadap pemanasan
11.Estrogen (isoflavon) : Mengganggu terhadap kinerja reproduksi
12.Tanaman glikosida : Ekstraksi pelarut
13.Gossipol : Berikatan dengan fosfor dan beberapa protein
14.Tepung biji kapas : Penambahan garam besi dan fitase
15.Tannin : Berikatan protein menghambat pencernaan tripsin digestion
16.Sianogen : Melepaskan racun asam hidrosianik
17.Daun singkong : Perendaman dalam air selama 12 jam
18.Mimosin : Menggangu sintesis enzim dalam hati; merusak sell hepatopankreas pada udang
19.Daun Ipil-ipil : Perendaman dalam air selama 24 jam
20.Peroksida : Berikatan dengan proteins dan vitamin
21.Phytates : Berikatan dengan protein dan mineral dan menurunkan daya serapnya
22.Tepung jagung, kulit sereal, dan kacang-kacangan : Dikuliti (dibuang kulitnya).













Posted By Royan
Sumber: Herry, S.Si
Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi (BBPBAT Sukabumi)

HALAMAN FACEBOOK